“Pemerintah perlu kreatif. Bahasa administratif kadang sulit diterima publik. Maka kolaborasi dengan influencer menjadi solusi agar pesan pembangunan bisa tersampaikan dengan cara yang menarik dan membangun kepercayaan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Tinggi Banten Siswanto menyampaikan pandangannya bahwa kehadiran influencer membawa banyak manfaat bagi masyarakat dan pejabat publik.
“Kita tidak bisa mundur dari teknologi. Kritik dari kreator adalah bentuk koreksi yang justru bermanfaat bagi kami. Kalau ada yang kurang pas, kita perbaiki. Itu bagian dari tanggung jawab publik,” katanya.
Ia bahkan menilai banyak informasi positif yang disebarkan para kreator, seperti promosi wisata dan UMKM, yang membantu masyarakat lebih mengenal potensi daerahnya.
“Dari konten kreator, saya jadi tahu banyak tempat wisata di Banten yang sebelumnya tidak terekspos. Kalau dikemas dengan baik, konten bisa membawa banyak manfaat,” tambahnya.
Sementara Dewan Pengarah ICN Banten, Andi Suhud menuturkan, ICN merupakan wadah resmi pertama di tingkat provinsi yang menaungi para kreator digital.
“ICN lahir dari semangat kebersamaan para kreator Banten. Dengan moto Bagimu Negeri, Kreativitas Kami, kami ingin terus berkontribusi untuk kemajuan daerah,” ucapnya.
Andi mengatakan bahwa puncak acara HUT ke-2 ICN Banten tahun ini diwarnai berbagai penampilan anggota, mulai dari seni debus, musik, qori, hingga pertunjukan kreatif lainnya.
“Semua ditampilkan di HUT ke-2 ICN Banten ini oleh anggota ICN sendiri sebagai bentuk kolaborasi dan ekspresi kreatif anak muda Banten untuk negeri,” tutup Andi.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
