Jawaban tersebut dinilai belum memuaskan publik. Banyak warga dan pemerhati lingkungan berharap adanya penjelasan lebih rinci dari pihak legislatif, terutama terkait langkah konkret yang akan diambil untuk menindaklanjuti permasalahan ini.
Warga pun mempertanyakan apakah ada dorongan dari DPRD agar dapur MBG membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau sistem pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan, agar insiden serupa tidak terulang kembali.
"Kalau terus begini, lama-lama baunya makin parah. Kami butuh solusi, bukan sekadar peninjauan,"keluh salah satu warga Kubang Welingi.
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya dimaksudkan untuk memberikan manfaat sosial bagi masyarakat, namun kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan terhadap aspek lingkungan dan kebersihan operasionalnya.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak pengelola dapur MBG maupun instansi terkait mengenai langkah penanganan limbah tersebut.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
