Jelang Libur Nataru, Wisatawan ke Baduy Diingatkan Patuhi Aturan Adat, Drone Dilarang Total

Y. D. Taruna
Suasana sejumlah wisatawan tengah melintas jembatan bambu di Kampung Gajeboh Baduy.

LEBAK, iNewsBanten - Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Pemerintah Adat Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, kembali menegaskan sejumlah aturan adat bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke kawasan Budaya Adat Baduy, baik Baduy Luar maupun Baduy Dalam. Jumat, (19/25/2025).

 

Lonjakan jumlah wisatawan yang kerap terjadi saat libur panjang dinilai berpotensi menimbulkan pelanggaran adat apabila tidak dibarengi dengan kesadaran dan kepatuhan pengunjung terhadap nilai-nilai budaya masyarakat Baduy.

 

Kepala Desa Kanekes, Jaro Oom, menegaskan bahwa wilayah Baduy bukanlah destinasi wisata konvensional, melainkan kawasan adat yang memiliki aturan ketat dan harus dihormati oleh setiap pengunjung.

 

“Setiap menjelang Natal dan Tahun Baru, jumlah wisatawan ke Baduy biasanya meningkat. Karena itu, kami mengimbau agar pengunjung tertib, mematuhi aturan adat, serta menjaga sikap selama berada di wilayah Desa Kanekes,” ujar Jaro Oom.

 

Salah satu aturan yang kembali ditekankan adalah larangan penggunaan teknologi, khususnya drone. Meski telah berulang kali disosialisasikan, pelanggaran masih kerap terjadi, terutama oleh wisatawan yang ingin mendokumentasikan kunjungannya.

“Penggunaan drone sama sekali tidak diperbolehkan di wilayah ulayat Baduy. Bahkan di Baduy Dalam, memotret dan merekam video pun tidak diizinkan. Di Baduy Luar, ketentuan larangan drone juga tetap berlaku,” tegasnya.

 

Selain itu, wisatawan diingatkan untuk tidak melakukan dokumentasi di area-area tertentu yang dianggap sakral dan memiliki nilai spiritual tinggi. Bagi masyarakat Baduy, ruang-ruang tersebut bukan untuk diekspos ke publik.

 

“Area tertentu tidak boleh dijadikan dokumentasi atau dipublikasikan. Itu bagian dari adat yang harus dipatuhi,” tambah Jaro Oom.

 

Faktor keselamatan juga menjadi perhatian, mengingat wilayah Baduy saat ini memasuki musim hujan. Jalur menuju dan di dalam kawasan adat yang didominasi medan tanah dan perbukitan dinilai rawan licin dan berbahaya.

 

“Cuaca sering hujan, jalur juga licin. Pengunjung harus menjaga kesehatan dan keselamatan. Datang ke Baduy harus selamat, pulangnya juga selamat,” ujarnya.

Pemerintah adat juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Wisatawan dilarang merusak tanaman, mencemari alam, atau melakukan aktivitas yang bertentangan dengan prinsip hidup masyarakat Baduy yang menjunjung keseimbangan alam.

 

Untuk meminimalkan pelanggaran adat, pemerintah adat membuka ruang dialog bagi wisatawan yang belum memahami aturan berkunjung. Pengunjung diimbau untuk bertanya kepada masyarakat setempat atau pihak berwenang sebelum melakukan aktivitas apa pun.

 

“Kalau tidak paham aturan adat, silakan bertanya. Datanglah dengan niat baik, patuhi aturan, dan hormati adat serta budaya. Baduy bukan sekadar tempat wisata, tapi wilayah adat yang harus dijaga bersama,” pungkas Jaro Oom.

 

Dengan imbauan tersebut, pemerintah adat berharap kunjungan wisatawan selama libur Nataru dapat berlangsung tertib, aman, serta tetap menjaga nilai-nilai adat dan kelestarian lingkungan masyarakat Baduy.

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network