PONOROGO, iNewsBanten - Bagi sebagian warga masyarakat Ponorogo bulan Suro identik dengan mencuci pusaka milik mereka. Hal ini membuat jasa pencucian pusaka ramai permintaan, bahkan peningkatannya bisa mencapai 10 kali lipat dibanding bulan bulan yang lain.
Datangnya tahun baru islam atau bulan Suro menjadi berkah tersendiri bagi seorang penyuci pusaka atau biasa disebut tukang warang pusaka. Salah satunya yang dialami penyuci benda pusaka Gondo Puspito warga Kelurahan Paju Kecamatan Kota, Kabupaten Ponorogo.
“Kalau hari biasa paling sekitar, 5 sampai 10. Kalau pas waktu bulan Suro seperti ini bisa mencapai 200 bilah pusaka,” kata Gondo Puspito.
Lanjutnya, sejak satu bulan terakhir jasa penyucian pusaka berusia puluhan hingga ratusan tahun di tempatnya, mengalami peningkatan tajam baik pusaka berupa keris mata tombak hingga pedang.
“Bermacam-macam pusaka, namun memang paling banyak adalah keris,” imbuhnya.
Meski terlihat sederhana namun proses penyucian pusaka tidak boleh asal asalan dan melalui berbagai tahapan proses. Pertama pusaka harus dilucuti dan disisakan besi tua selanjutnya pusaka direndam di air bersih dengan ritual tertentu. Baru selanjutnya pusaka dibersihkan menggunakan irisan jeruk serta cairan khusus.
“Untuk mencuci satu pusaka membutuhkan waktu antara tiga hingga lima hari tergantung jenis pusaka kotornya pusaka hingga tingkat kerumitan,” terangnya.
Masih menurut Gondo, bahwa fungsi jamas atau warang sendiri, yakni untuk pertama membersihkan dari kotoran, karat terus kemudian bisa memunculkan pamor atau bisa memperjelas guratan guratan pamor dari bilah pusaka itu sendiri.
“Mencuci satu buah pusaka harganya biasanya mulai 30 ribu hingga ratusan ribu rupiah tergantung jenis pusaka dan permintaan pemilik,” pungkasnya.
Editor : Mahesa Apriandi