SERANG, iNewsBanten - Kementrian Kesehatan RI, pada Sabtu 20 Agustus lalu resmi mengonfirmasi kasus pertama cacar monyet di Indonesia. Pasien positif cacar monyet pertama di Indonesia ini, merupakan pria berusia 27 tahun di DKI Jakarta.
Sudah masuknya cacar monyet di Indonesia, menambah kecemasan di tengah masyarakat. Terlebih lagi dengan situasi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Namun, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit cacar monyet memiliki tingkat fatalitas (bisa sebabkan perburukan atau kematian) yang rendah.
“Fatalitasnya masih sangat rendah, dari 35 ribu yang ada di WHO. Meninggal teridentifikasi hanya 12 orang yang meninggalnya bukan karena virusnya, tapi biasa karena secondary infection," kata Menkes Budi, dalam acara Konferensi Pers Health Working Group ke-3, dikutip dari kanal Youtube Kementerian Kesehatan, Senin (22/8/2022).
Ia melanjutkan, pada kasus infeksi cacar monyet yang meninggal, didominasi karena infeksi masuk ke dalam otak (miningitis) dan adanya pneumonia pada pasien.
Meninggalnya bukan karena luka di kulitnya, jadi sudah infeksi di kulit, kemudian garuk-garuk infeksinya masuk. Kemudian kena infeksi bakteri di paru, biasanya meninggal karena pneumonia atau infeksi masuk ke meningitis di otak oleh bakteri," jelas Menkes Budi.
Pada kesempatan lain, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril menyampaikan cacar monyet merupakan tipe penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya (self-limiting disease). Lesi atau luka dari cacar monyet akan pecah dan kemudian akan mengelupas dan kering dengan sendirinya.
Dengan catatan, dalam kondisi pasien tidak memiliki penyakit penyerta atau bawaan (komorbid) dan memiliki kesehatan yang baik dan sistem kekebalan tubuh (imunitas) yang tak bermasalah.
"Kalau treatment pasien karena virus penyakit ini sebenarnya bisa sembuh sendiri tanpa komorbid dan infeksi sekunder atau kondisi parah," pungkas dr. Syahril
Editor : Mahesa Apriandi