SERANG, iNewsBanten - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Indonesia mulai dilakukan. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Erlina Burhan, SpP(K) mengingatkan, agar orangtua memahami kondisi anak.
Apabila sakit seperti flu atau demam, dilarang untuk berangkat sekolah. Bukan tanpa alasan, sebab virus Covid-19 lebih mudah menular dan mudah menginfeksi saat kondisi anak kurang sehat.
"Orangtua juga meminta untuk evaluasi terhadap anak adanya gejala demam atau pilek atau flu, ya, jangan masuk sekolah jangan sampai dipulangkan oleh guru dari sekolah," kata dr Erlina Burhan, SpP(K) Satgas Covid-19 IDI dalam Konferensi Pers Satgas Monkeypox dan Covid-19 bersama Ikatan Dokter Indonesia secara virtual.
Hal tersebut disampaikan karena adanya kenaikan kasus. Sehingga dia mengharapkan agar para orangtua juga dilibatkan dalam monitoring Covid-19 di Sekolah.
Sekolah dan orangtua bisa bekerjasama agar anak tetap terlindungi dan terjaga dari infeksi virus Covid-19 di tengah PTM. Meskipun sudah ada SE Nomor 7 Tahun 2022 Perihal Diskresi SKB 4 Menteri, dia meminta sekolah bisa menerapkan surat edaran (SE)nya dengan baik.
Bertindak tegas dalam penerapan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak. "Untuk PTM ini yang sudah 100% harus dimonitor sesuai SKB 4 menteri salah satu yang kami khawatirkan yaitu aturan yang sangat sempurna tapi tidak sesuai dengan yang diterapkan di lapangan. Oleh sebab itu harus ada memonitor pelaksanaan PTM sesuai dengan protokol atau ketentuan yang ada," jelasnya.
"Dimulai dari jarak tempat duduk, tempat cuci tangan, gurunya divaksin dan bila ada yang positif kemudian diliburkan sampai anak-anak diskrining positif atau tidak," imbuh dr Erlina.
Editor : Mahesa Apriandi