"Sekarang masyarakat, kalau ngomong kesadaran masyarakat itu agak susah gitu ya, menset masyarakat harus pelan pelan kita rubah, hingga akhirnya kita bentuk bank sampah diawali dengan penyuluhan tentang pentingnya dan tanggung jawab diri sendiri untuk mengelola sampah tanggung jawab dengan sampahnya, akhirnya Alhamdulillah terbentuk juga bank sampah dengan modal nol persen"
Lebih lanjut, Firda menjelaskan Alhamdulillah sudah berjalan dua bulan, penimbangan dilakukan setiap Minggu yaitu dihari Jumat bentuknya itu kita berikan tabungan kesemua masyarakat
"Jadi nanti itu siapapun boleh, maupun dari luar kampung Walikukun silahkan yang terpenting dia punya keinginan judulnya menabung, ternyata sampah yang disekeliling kita khususnya plastik itu manfaatnya luar biasa"
"Sebetulnya kita pengen merambah ke yang lain cuma kita fokus ke sampah sampah plastik untuk bungkus bungkus sabun dan ciki yang lain lain kita manfaatkan untuk Ecobrick"
Semenjak itu, Ketua Bank sampah Mustari mengungkapkan paling yang kita terima seperti dari kardus, plastik, kaleng aluminium mungkin kedepan pihaknya membuat peleburan seperti dari sampah yang tidak terpakai
"Nanti kalau kita sudah ada alatnya, nanti dilebur dan di buat seperti Papin blok, buat kerajinan meja dan kursi mungkin itu, kalau yang terkumpul perorang ada yang 25 kilo, ada yang 5 kilo kalo semuanya ada 30 kiloan, karena ini sistem nya tabungan dan sistem barter sama tanaman seperti pohon cabe dan sayuran yang lainnya, karena ini bentuk keprihatinan kita terhadap sampah yang berserakan yang namanya sampah, jadi supaya kampung ini bersih, jadi kita bersama teman teman yang lain berkomitmen membuat bank sampah ini" Ungkapnya
Untuk diketahui Bank Sampah sendiri merupakan konsep pengumpulan sampah kering yang dipilah dan memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung pun disebut sebagai nasabah karena sama halnya dengan bank biasa yang memiliki buku tabungan.
Editor : Mahesa Apriandi