Raja Kertawardhana yang tak lain merupakan ayah dari Hayam Wuruk misalnya, dia dikisahkan sempat membuka hutan di Sagala. Lalu Raja Wijayarajasa dari Wengker yang membuka hutan di Surabana, Pasuruan, dan Pajang. Sedangkan Dyah Hayam Wuruk menebangi hutan di Watsara dekat Tigawangi untuk dijadikan ladang dan sawah.
Bahkan demi mempertahankan ketahanan pangan di ladang dan persawahan rakyatnya, piagam Kandangan tahun 1350 mencatat pembangunan bendungan di daerah Kusmala oleh demung Martabun dan Rangga Sapu atas perintah Raja Wijayarajasa. Tak hanya itu akses pembangunan jembatan juga menjadi prioritas di wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Tujuannya menyediakan perairan demi kepentingan pertanian. Kesibukan masyarakat desa dipusatkan pada pertanian dan peternakan. Hasilnya diperuntukkan untuk mencukupi kebutuhan makanan rakyat desa. Sebagian sisanya dibawa ke kota dan kelebihannya dijual di pasar.
Kakawin Negarakertagama pupuh 88 memberitakan amanah dari Raja Wijayarajasa kepada para pembesar desa yang berkumpul di istana. Sang raja menekankan pembinaan desa demi kemajuan dan keselamatan masyarakat desa.
Bhre Wengker atau Wijayarajasa yang merupakan penguasa salah satu wilayah Kerajaan Majapahit juga menyerukan pemeliharaan jembatan, jalan-jalan, ladang, hingga persawahan dijaga sebaik-baiknya. Khusus untuk ladang dan persawahan sang penguasa meminta rakyatnya agar menjaga kesuburan dan menggarapnya dengan sebaik-baiknya.
Editor : Mahesa Apriandi