”Kalau blok A dan blok B sudah penuh semua (sudah ada pemiliknya), tapi dibiarkan begitu saja. Iya (cicilan) terus berjalan,” jelasnya.
Aep sempat mengosongkan rumahnya selama 3 tahun karena tidak adanya ketersediaan air, tapi kini kondisi sudah kembali normal.
Ketika ditanya perihal alasan mengapa perumahan yang luasnya kurang lebih 5 hektare tersebut menjadi perumahan mati, Aep mengaku tidak tahu pasti soal itu.
"Katanya pemborongnya kabur. Jadi setelah dapat duit mereka kabur, tapi saya belum tahu jelas lah,” ucapnya.
Ada kabar yang beredar kalau perumahan tersebut ingin dijual atas permintaan almarhum developer, yang disampaikan oleh ahli warisnya.
Sudah ada beberapa orang yang menawar, namun belum terlihat adanya kelanjutan.
Editor : Mahesa Apriandi