get app
inews
Aa Text
Read Next : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Cilegon Sosialisasikan Keberadaan Naskah Kuno Manuskrip

Kisah Banten Sebelum Islam, Dahulu Adalah Ibu Kota Kerajaan Kuno

Senin, 13 November 2023 | 09:40 WIB
header img
Banten memiliki sejarah yang panjang sebelum era Islam datang. Bahkan dalam Naskah Sajarah Banten, dalam buku "Banten Sebelum Zaman islam" (Claude Guillot dkk. 1996/1997)

Ciri khas proses konversi ke Islam pada kurun transisi terlihat pada riwayat Hasanudin yang mengharuskan para Ajar untuk tetap menempati Gunung Pulasari walaupun mereka sudah Islam. Sebab menurut Hasanudin jika tempat itu kosong tanpa pendeta maka tanah Jawa akan berakhir.

Kisah ini menemukan data kesejarahannya dalam penelitian yang dilakukan oleh Rouffaer dan Ijzermann di tahun 1915. Penelitian itu menunjukkan bahwa pada akhir abad 16 masih terdapat sebuah desa bernama Sura yang ada di kaki Gunung Karang. Di sana tinggal sekelompok pendeta beragama Hindu yang atas izin raja Banten, tinggal di sana. Konon mereka adalah para pendeta yang mengungsi ke barat akibat konflik yang terjadi di Pasuruan.

Arca Bongkok

Di Desa Sanghyang Dengdek, Kecamatan Pulasari, sekarang bernama Saketi, Kabupaten Pandeglang, terdapat satu arca purba yang dinamakan "Sanghyang Dengdek". Bentuknya menyerupai sosok laki-dengan bentuk kepala yang dipahat kasar menyerupai patung zaman megalitik dalam bentuk pendek dan gemuk. Balai Arkeologi Nasional menyebutnya sebagai batu menhir yang berbentuk manusia. Tinggi arca ini 95 cm dengan keliling badan 120 cm dan diameter kepala 20 cm.

Nama "dengdek" menurut balai arkeologi menunjukkan bentuk bahu yang tidak datar alias satu sisi lebih rendah.

Banyak dugaan bahwa bentuk bulat, agak pendek, tubuh tidak simetris, sangat sesuai dengan kepercayaan orang Jawa kuno yang mengenal sosok mistik dengan ciri-ciri badan yang mengalami deformasi. Orang Jawa mengenalnya sebagai Semar, Punta, atau Sabdapalon. Di Gunung Pulasari ini terdapat arca "bongkok yang terpuja" dalam bentuk batu yang agak membungkuk.

Raja Bahujaya

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut