Lucu! Ini Nama Daerah di Indonesia yang Berasal Dari Nama Sayuran

SERANG, iNewsBanten – Nama daerah  yang berasal dari nama sayuran, cukup unik. Meski terdengar agak aneh, sejumlah daerah di Indonesia menggunakan nama sayuran sebagai identitasnya.

Indonesia diketahui memiliki banyak keunikan, termasuk nama daerahnya. Ada beberapa wilayah di Indonesia yang menggunakan nama sayuran untuk menamai daerahnya. 

Baca Juga

Mengandung Mineral, Inilah 4 Manfaat Sayur Kailan untuk Kesehatan Dalam Tubuh

Berikut deretan nama daerah yang berasal dari nama sayuran:

1. Bayam

Penggemar film kartun Popeye pasti tahu sayuran ini. Bayam terkenal mengandung banyak vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. 

Baca Juga

Bukan Hanya Sayur yang Dapat Mendetoks Tubuh dari Dalam, Ternyata 4 Buah ini Juga Bisa Loh

Siapa sangka sayuran hijau ini juga dijadikan nama desa di wilayah Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Selain itu, bayam juga menjadi nama kelurahan di Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

2. Pare

Pernah mendengar Kampung Inggris Pare? Uniknya, sayuran pahit ini digunakan sebagai nama kecamatan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Bahkan, Kecamatan Pare pernah diusulkan jadi ibu kota Kabupaten Kediri.

Baca Juga

Nikmatnya Sayur Lodeh Hidangan Khas Nusantara, Berikut Cara Masaknya Bunda

3. Jagung

Jagung termasuk penghasil karbohidrat penting, selain padi dan gandum. Jagung juga dijadikan bahan makanan pokok di beberapa daerah dunia. 

Siapa yang mengira ternyata nama jagung ternyata juga menjadi nama desa di Kecamatan Kesesi, Pekalongan, Jawa Tengah.

4. Terong

Bernama ilmiah Solanum melongena, tanaman terong tidak berasal dari Indonesia, melainkan India dan Sri Langka. Terong kaya akan serat dan karbohidrat laut. Nama terong juga dipakai sebagai nama sebuah desa di Kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta.

5. Labu

Selain Amerika, labu juga mudah ditemui di Indonesia. Labu sering diolah sebagai lauk dan dikreasikan menjadi kue. 

Terlepas dari itu, labu juga ternyata menjadi nama di Pulau Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Editor : Mahesa Apriandi