Kata Ilman, saat ini sebagaian besar warga masih bertahan di rumahnya masing-masing sambil menunggu air kembali surut. Namun kata dia, ada sebagian warga mulai memindahkan barang-barang miliknya ke tempat yang tidak terdampak banjir.
“Sementara ini sebagian masih di rumah tapi tadi di Desa Idaman ada warga yang mengangkut barang-barangnya untuk dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi dengan alat seadanya pakai ban bekas, (warga) hanya di rumah tidak bisa kemana-mana apalagi di Desa Idaman itu terisolir karena jalan terputus oleh banjir,” ungkapnya.
Selain merendam pemukiman warga, banjir juga merendam sawah milik petani yang siap panen. Jika banjir terus melanda daerah tersebut kemungkinan besar petani yang ada di Kecamatan Patia bakal mengalami gagal panen.
“Bantuan dari pemerintah belum ada. Di Desa Idaman dan Desa Surianeun itu sedang musim panen padi, ini ada kemungkinan kalau air naik 3 atau 4 hari dan padi yang mau dipanen terendam banjir kemungkinan bisa gagal panen,” terangnya.
Ia melanjutkan, besarnya debit air yang masuk ke pemukiman warga salah satu faktornya adalah pembangunan tanggul di aliran Sungai Cilemer yang belum selesai. Namun jika pembangun tanggul itu sudah selesai kemungkinan air yang masuk ke pemukiman warga akan berkurang.
“Berasal dari Sungai Cilemer karena tanggulnya belum beres, kalau aliran kanan baru sampai Desa Ciawi dan aliran kiri baru sampai Desa Bulagor jadi belum sampai Desa Idaman. Kalau tanggul sudah beres ada kemungkinan banjir tidak sebesar ini. Kondisi cuaca saat ini masih gerimis,” tutupnya
Editor : Mahesa Apriandi