get app
inews
Aa Text
Read Next : Posko Kesehatan 24 Jam di JLS Ciwandan Cilegon, Pemudik Nataru dapat Layanan Medis Gratis

Waspada Jalur Mudik KR2 Ciwandan Pelindo, Tanjakan JLS Ngeri-ngeri Sedap

Sabtu, 15 April 2023 | 21:41 WIB
header img
Waspada Jalur Mudik KR2 Ciwandan Pelindo, Tanjakan JLS Ngeri-ngeri Sedap (foto istimewa)

CILEGON, iNewsBanten - Arus Mudik H-7 para pemudik mulai berbondong-bondong melakukan mudik lebaran. Tahun ini pemudik dengan menggunakan kendaraan pribadi diprediksi meningkat dibandingkan tahun lalu. Kendati sejumlah kerusakan jalan di beberapa titik di jalur mudik ada yang sudah diperbaiki, namun tetap tidak mengurangi kewaspadaan.

Jalan yang mulus pun perlu diwaspadai, terutama yang menanjak. Misalnya beberapa ruas Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Cilegon yang digunakan oleh para pemudik memiliki tanjakan yang cukup curam, terutama di ruas jalan Lingkar Cibeber dan ruas Lingkar Ciwandan. Hal ini bisa mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan khawatir ada kendaraan yang mengalami mesin mati atau terjadi mogok.

Rudi seorang pengendara mobil truk mengungkapkan bahwa kejadian seperti ini bisa terjadi akibat kurangnya pemahaman teknik mengemudi ketika melewati tanjakan dan ditambah kapasitas barang bawaan yang melebihi standar keamanan mobil tersebut.

“Kejadian ini cukup sering terjadi pada arus mudik. Sebagai pemudik kita harus paham bagaimana cara mengantisipasi jalan tanjakan dengan kapasitas barang bawaan yang berat, apalagi menggunakan mobil bertransmisi manual,” kata Rudi saat diwawancara Wartawan iNews Banten. Sabtu (15/4/2023).

Menurut Rudi, untuk mobil manual, hal utama dan terpenting adalah penempatan gigi yang tepat. Hanya ada satu pilihan mutlak saat melewati tanjakan, yaitu tuas transmisi ditempatkan pada gigi satu.

“Orang banyak berbuat kesalahan yang membuat mobil jadi mundur di tanjakan karena mereka menganggap bisa dan mudah untuk beradu cepat ketika melepaskan pedal rem, mengangkat kopling, dan injak gas. Tidak ada sinkronisasi yang baik ketika melakukan hal-hal tersebut,” Imbuh Rudi.

Teknik seperti ini banyak resikonya, karena semakin berat kendaraan akan semakin sulit menentukan titik angkut RPM yang tepat untuk membuat kendaraan bisa melaju. Di satu sisi, untuk bisa mendapatkan irama yang tepat saat melewati tanjakan, dibutuhkan jam terbang yang tinggi. 

“Pada akhirnya, apapun kendaraannya, secanggih apapun teknologinya, sebagai pengendara kita harus mempunyai feeling dan irama yang kuat supaya proses berkendara terasa aman dan pada saat mudik berlangsung tidak ada perasaan panik saat melalui tanjakan,” pungkas Rudi.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut