Sementara itu, Supari menyebutkan Indonesia, secara khusus Jakarta, mulai mengalami penurunan suhu bila dibandingkan dengan bulan April. Menurutnya, tren penurunan tersebut akan berlanjut hingga September. Kemudian, cuaca panas kembali melanda pada bulan Oktober.
Dia melanjutkan, cuaca panas di Indonesia tidak menyebabkan kematian. Namun, masyarakat perlu waspada untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Hal ini pun dapat dilakukan dengan minum air putih minimal 2 liter per hari.
“Cuaca panas tidak menyebabkan kematian, hanya mengurangi kenyamanan. Masyarakat perlu minum air putih untuk mencegah dehidrasi,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul https://nasional.okezone.com/read/2023/05/22/337/2817972/indonesia-dilanda-suhu-panas-ekstrem-bmkg-bukan-gelombang-panas
Editor : Mahesa Apriandi