get app
inews
Aa Text
Read Next : Soma: Peralihan LKM AKR Kabupaten Tangerang Jadi Syariah Untuk Kenyamanan Masyarakat

Melihat Kondisi UMKM, Kelompok 24 KKM Uniba Serang Kunjungi Sentra Pembuatan Tempe

Minggu, 23 Juli 2023 | 14:04 WIB
header img
Kelompok 24 KKM Uniba Serang Kunjungi Sentra Pembuatan Tempe (foto istimewa)

SERANG, iNewsBanten - Untuk mengetahui kondisi salah satu Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kampung Kemuncangan, Desa Kelapian, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, mahasiswa Universitas Bina Bangsa (Uniba) Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) kelompok 24 mengunjungi usaha pembuatan tempe milik pasangan suami isteri yakni Ruyani (72) dan Bahriah (70), Minggu (23/07/2023). 

Diketahui usaha pembuatan tempe yang dilakukan oleh pasangan tersebut sudah berjalan cukup lama. Sementara untuk proses pembuatan tempe sendiri diawali dengan memilah kedelai lalu mencucinya sampai bersih. Setelah itu, kedelai yang sudah dicuci kemudian di rebus, dan dilanjutkan dengan perendaman kedelai selama satu malam.

Proses pembuatan tempe di tempat pasangan ini terbilang masih sangat tradisional. Langkah selanjutnya adalah kedelai dicuci kembali sampai bersih kira-kira hingga air cucian itu benar-benar bening dan tampak tidak keruh. Saat dibersihkan, ini bersamaan dengan proses penghancuran kedelai.

Kedelai kemudian diangkat dan ditiriskan. Setelah itu, kedelai yang sudah siap tadi ditaburi dengan ragi tempe lalu diaduk. Langkah yang terakhir adalah pembungkusan. Bungkus tempe di sini menggunakan plastik sesuai ukuran yang diinginkan. Plastik yang digunakan untuk membungkus tempe sebelumnya sudah diberi lubang sebagai ventilasi.

Sekitar 10 tahunan membuat tempat tanpa diajari, berjalan sendiri karena dulunya kan orang tuanya bisa membuat tempe seperti ini, diturunkan dari orang tua jadi bikin sendiri," Ucap Ruyani pembuat tempe saat diwawancarai iNewsBanten. 

"Untuk proses pembuatan tempe ini membutuhkan waktu dua (2) hari sampai tempe tersebut Benar-benar jadi dan siap dipasarkan, tempe yang sudah sedia kemudian dijual ke masyarakat sekitar," Ungkapnya. 

"Lanjut Ruyani menjelaskan, alhamdulillah berkat usaha ini, kita sudah ke Mekah naik haji tahun kemarin, ketika dulu dalam sehari menghabiskan 25 kilogram kedelai dalam sehari namun untuk sekarang hanya bisa mengolah 10 kilogram, karena dulu waktu masih muda 25 kilo itu dalam sehari, kalau sekarang 25 kilo itu dibikin dua hari karena udah tua. Dari 10 kilo itu mendapat penghasilan sekitar Rp200 ribu," Pungkasnya. 

Sejauh ini pasangan tersebut tidak menggunakan sosial media untuk memasarkan tempe ia selaku pemilik UMKM kurang mengetahui akan pentingnya jual beli online yang akan mempermudah proses pemasaran dan sangat membantu terutama pada masa digitalisasi seperti sekarang ini.

Sementara itu, Wakil Ketua Bagian Tekhnologi Tepat Guna KKM 24 Uniba, Didi Rasidi yang melihat secara langsung pembuatan tempe, dengan cara pembuatan yang masih sangat sederhana, tentu jadi pengalaman yang luar biasa.

 


(Proses pencucian kacang kedelai)

 

Ditambah lagi, kata Didi penjelasan yang disampaikan pemilik terkait proses pembuatan tempe sangat mendetail.

"Saya juga baru tau kalau proses pembuatan tempe ternyata tidak semudah yang dibayangkan, ditambah lagi kata abah banyak juga yang gagal ketika proses permentasi," ujarnya.

Lebih lanjut Didi Mengatakan, Ini ilmu yang sangat mahal tentunya, hanya saja ada beberapa kekurangan terutama dalam hal kebersihan, yang kita tau bahwa tempe makanan yang banyak mengandung gizi tapi jika pembuatan yang dilakukan tidak bersih, mungkin hilang kadar gizinya atau malah menjadi berbahaya. 

"Ia berharap setelah adanya kunjungan dari mahasiswa Kelompok 24 KKM UNIBA ini nantinya bisa membantu kelancaran proses UMKM tempe dari pembuatan hingga pemasaran produk," Tutupnya. 

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut