get app
inews
Aa Text
Read Next : 36.000 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel ke Gaza! Roket masih Diluncurkan Zionis ke Hamas

Berita Tak Berimbang BBC! Militer Israel Klaim RS Al-Shifa Gaza jadi Markas Hamas

Kamis, 16 November 2023 | 18:42 WIB
header img
Israel Klaim Banyak Senjata di RS Al - Shifa, Berita Tak Berimbang (doc istimewa)

GAZA, iNewsBanten - Informasi tentang militer Israel yang mengklaim telah menemukan maskas komando Hamas di rumah sakit (RS) Al-Shifa di Gaza dan beberapa peralatan militer langsung mendapat respon dari Hamas.

Sebelumnya Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis foto-foto yang menunjukkan senjata Hamas yang mereka temukan selama operasinya di rumah sakit Al-Shifa di Gaza, meskipun baik BBC maupun media lain tidak hadir di lokasi tersebut.

Bassem Naim, seorang pejabat senior Hamas, mengatakan kabar terbaru yang disampaikan militer Israel "konyol dan tidak berharga". Dia menambahkan bahwa Hamas tidak dapat mengesampingkan fakta bahwa tentara Israel sengaja membawa senjata dan menaruhnya di kompleks Al-Shifa.

Dia mengatakan tujuan Israel adalah untuk “menekan” rumah sakit dan pusat kesehatan serta menggusur penduduk Gaza. Dia mengatakan bahwa 25 rumah sakit di wilayah tersebut kini tidak dapat digunakan karena pengeboman, pengepungan dan penghancuran.

Hamas membantah klaim bahwa mereka beroperasi dari dalam rumah sakit. BBC tidak dapat memverifikasi secara independen klaim yang dibuat oleh kedua belah pihak.

Seperti diketahui, Israel mengatakan tentaranya telah menemukan apa yang disebut tentara sebagai “peralatan militer yang digunakan oleh Hamas” dalam penggerebekan di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza.

Pasukan Israel memasuki Al-Shifa pada Rabu (15/11/2023) dini hari, setelah selama berminggu-minggu mengisyaratkan niat mereka untuk pindah ke kompleks tersebut, yang mereka klaim sebagai lokasi pusat komando dan kendali bawah tanah Hamas.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan operasi militer di rumah sakit tersebut masih berlangsung dan akan memakan waktu.

“Ini adalah wilayah yang rumit, dan masih banyak penduduknya. Kita perlu bertindak dengan kecepatan yang tepat,” katanya, dikutip CNN.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut