SERANG, INewsBanten – Rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPSA) di Kabupaten Serang terus menjadi sorotan publik. Meski telah dirancang bertahun-tahun, hingga kini proyek tersebut belum juga terealisasi. Hal ini memunculkan keresahan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang menghadapi masalah sampah yang kian kompleks seperti Tanara, Ciruas, Cikande, dan Kragilan.
Data resmi menunjukkan Kabupaten Serang menghasilkan sekitar 1.135,84 ton sampah per hari. Sebagian besar sampah ini berakhir di tempat pembuangan sementara atau bahkan dibuang sembarangan di lahan kosong, pinggir sungai, dan area pemukiman warga. Kondisi ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga memicu risiko kesehatan bagi masyarakat.
Persoalan ini bukan sekadar isu teknis, tetapi juga mencerminkan lemahnya tata kelola pengelolaan sampah di daerah. Pemerintah Kabupaten Serang telah menyusun rencana pembangunan TPSA sebagai solusi jangka panjang. Namun, hingga akhir 2024, sampah dari Kabupaten Serang masih harus dibuang ke wilayah Kabupaten Pandeglang.Muhamad Elfan Setiawan,
Mahasiswa Semester 6 Universitas Pamulang dan Ketua Gemahesa (Gerakan Mahasiswa Desa), mengatakan salah satu hambatan utama adalah penolakan dari masyarakat setempat. Warga khawatir akan dampak lingkungan, seperti bau tak sedap dan potensi pencemaran air serta tanah. Minimnya sosialisasi dari pemerintah tentang manfaat jangka panjang TPSA memperburuk situasi ini.
“Kenapa pembangunan TPSA selalu tertunda? Apakah ini murni soal teknis, atau memang bukan prioritas pemerintah? Padahal, proyek lain seperti pembangunan jalan dan gedung pemerintahan tampaknya berjalan lancar,” ujarnya, Rabu(08/01/2025).
Dampak lingkungan dan perubahan iklim akibat dari tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik bukan hanya mencemari lingkungan, tetapi juga meningkatkan emisi gas metana. Gas ini berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim. Pembangunan TPSA sebenarnya bisa menjadi langkah strategis untuk mengurangi dampak negatif tersebut.
Pemerintah Kabupaten Serang harus segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini.
"Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya TPSA bagi kesehatan dan lingkungan, mengalokasikan dana secara efektif dalam perencanaan pembangunan TPSA, mengundang pihak swasta untuk berkontribusi dalam teknologi dan pendanaan, dan memperbaiki komunikasi politik" tambahnya.
Krisis sampah di Kabupaten Serang membutuhkan penanganan segera. Penundaan pembangunan TPSA hanya akan memperburuk keadaan. Semua pihak seperti, pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta perlu bersinergi untuk menciptakan solusi yang nyata. Dengan komitmen bersama, pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan dapat diwujudkan, membawa manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat Kabupaten Serang.
Editor : Mahesa Apriandi