Dihadapan Teman-temannya, Siswa SMP di Cirebon Terekam Menjadi Korban Perindungan

iNews Banten - Terlihat seorang pelajar mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh rekan sebayanya di dalam ruang kelas. Dalam sebuah video yang menampilkan dugaan aksi perundungan terhadap seorang siswa SMP Negeri di Kota Cirebon menjadi viral di media sosial. Dalam rekaman berdurasi 12 detik itu, pada Kamis (29/5/2025). Dikutip dari iNews.id.

Salah seorang warganet mengunggah video tersebut melalui grup Facebook Komunitas Orang Cirebon (KOCI), dan dengan cepat menyebar ke berbagai platform media sosial.

Baca Juga

Munculnya Polisi Ditengah-tengah Demontrasi Langsung Disambut Sorakan

Tak terlihat adanya perlawanan maupun intervensi dari siswa lain untuk melerai kejadian tersebut. Korban diketahui berinisial N, siswa kelas VIII di SMPN 17 Kota Cirebon. Dalam video itu, N tampak hanya bisa diam dan menutupi wajahnya dari pukulan pelaku.

Ironisnya, beberapa siswa lain yang berada di lokasi hanya menyaksikan dan merekam insiden itu, tanpa berusaha mencegah aksi kekerasan tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Kadini, belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi. Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi pasti terkait waktu kejadian perundungan tersebut.

Baca Juga

Khawatir Viral di Tiktok, Mendagri Larang Kepala Daerah Adakan Pesta Mewah

Sementara itu, informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa pada hari ini seluruh pejabat dan ratusan ASN di lingkungan Pemkot Cirebon sedang mengikuti kegiatan retreat di Kabupaten Kuningan.

Di sisi lain, Kapolsek Selatan Timur, AKP Joni, saat dikonfirmasi, menyatakan belum menerima laporan resmi terkait peristiwa ini.

“Belum ada laporan masuk ke Polsek Seltim,” ujarnya singkat melalui pesan WhatsApp.

Baca Juga

Video Viral Penabrak Buruh Bungasari Cilegon, Hasan Akui Ada Tekanan dari Ketua DPC Serikat Pekerja

Kasus ini menambah panjang daftar peristiwa perundungan di lingkungan sekolah yang kembali menyita perhatian publik. Banyak pihak menyerukan agar kejadian seperti ini ditanggapi serius oleh sekolah, orang tua, serta instansi terkait, demi menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan.

Editor : Mahesa Apriandi