get app
inews
Aa Text
Read Next : Gelombang Massa Kepung Jalan Nasional, Aksi Bojonegara–Puloampel Makin Memanas

Ironi Warga Cikande Kabupaten Serang! Industri Miliaran, Saryati Masih Tinggal di Rumah Reyot

Selasa, 30 September 2025 | 14:05 WIB
header img
Ironi Warga Cikande Kabupaten Serang! Industri Miliaran, Saryati Masih Tinggal di Rumah Reyot, foto : dewa

SERANG, iNewsBanten.id – Di tengah gemerlap kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten, masih ada potret kemiskinan yang luput dari perhatian. 

Saryati (50), warga Kampung Jongkoran, Desa Namboudik, telah hidup dalam kesederhanaan ekstrem selama dua dekade terakhir. Sejak suaminya meninggal beberapa tahun lalu, Saryati berjuang menghidupi diri bersama anak bungsunya, Anes, di rumah reyot yang jauh dari kata layak.

Rumah lama Saryati ambruk beberapa waktu lalu akibat hujan deras disertai angin kencang. Warga sekitar kemudian bergotong royong membangun rumah baru dari sisa-sisa limbah pabrik yang masih bisa dimanfaatkan. 


Meski berdiri kembali, rumah baru itu tetap bocor di hampir seluruh ruangan setiap kali hujan turun. “Kalau hujan deras, air masuk dari mana-mana. Saya hanya bisa pasrah,” tutur Saryati saat diwawancarai inewsbanten, Selasa (30/9/2025).

Kondisi lingkungan tempat tinggal Saryati pun memprihatinkan. Rumahnya berdempetan dengan kandang ayam yang kotor dan berbau busuk, terlebih saat musim hujan. 

“Bau sekali kalau hujan, rasanya tidak layak dihuni, tapi kami tidak punya pilihan,” ucapnya.

Dalam keseharian, Saryati hanya mengandalkan belas kasihan kerabat dan tetangga. Untuk makan, ia kerap menunggu uluran tangan warga sekitar yang sesekali memberi nasi dan lauk seadanya. Bantuan dari pemerintah nyaris tak pernah dirasakan. 

“Dulu pernah dapat beras lima liter untuk tiga bulan, tapi sekarang sudah lama tidak ada lagi,” kata Saryati.

Di tengah gempuran industri besar di sekitarnya, kehidupan Saryati justru semakin tertinggal. Putra bungsunya, Anes, hanya mampu menamatkan pendidikan hingga sekolah dasar karena keterbatasan biaya. 

Padahal, jika ekonomi mendukung, Anes seharusnya kini duduk di bangku kelas dua SMA. Minimnya pendidikan membuat Anes sulit bersaing untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan sekitar.

Kisah Saryati menjadi potret nyata ketimpangan sosial di kawasan industri. Di satu sisi, pabrik-pabrik terus berkembang, sementara di sisi lain, warga seperti Saryati harus bertahan dalam kemiskinan tanpa jaminan bantuan yang memadai.

Pemerintah daerah diharapkan lebih peka terhadap kondisi ini. Bantuan sosial dan program pemberdayaan masyarakat miskin di sekitar kawasan industri perlu diperkuat agar tidak ada lagi warga yang hidup dalam keterbatasan di tengah kemajuan ekonomi yang terus melaju.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut