SERANG, iNewsBanten - Tata cara sholat dhuha 4 rakaat tidak jauh berbeda dengan sholat sunnah pada umumnya yakni dilakukan dengan dua kali salam. Sholat dhuha merupakan salah satu sholat sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi SAW untuk dikerjakan umatnya.
Hukum sholat dhuha yakni sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan rutin. Hal ini setidaknya karena shalat ini sering dilakukan oleh Rasulullah SAW dan tidak hanya itu Nabi SAW juga mewasiatkan kepada umatnya semua untuk juga merutinkan sholat dhuha. Seperti yang diceritakan oleh sahabat Abu Hurairah berikut:
أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar tidak aku tinggalkan hingga mati; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan shalat Witir." (HR. Bukhari dan Muslim).
Tata Cara Sholat Dhuha 4 Rakaat
Sholat dhuha lebih utama dikerjakan dengan 4 rakaat. Boleh juga dengan 2 rakaat, atau 6 rakaat bahkan bisa 8 atau 12 rakaat, tergantung dengan kemampuan dan keikhlasan yang mengerjakan.
Imam Muslim meriwayatkan
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ.
"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya." (HR. Muslim)
Ustaz Muhammad Saiyid Mahadhir MA dalam bukunya Bolehkah Shalat Dhuha Berjamaah menjelaskan, Imam An-Nawawi, dari madzhab As-Syafi’i menuliskan: Para ulama Syafi'iyah berpendapat bahwa shalat dhuha itu hukumnya sunnah muakkadah, minimal dikerjakan dua rakaat dan maksimal delapan rakaat.
Namun Imam An-Nawawi selanjutnya menyebutkan bahwa ada sebagian ulama dalam madzhab As-Syafi’i yang berpendapat bahwa batasan maksimal shalat dhuha itu bukan delapan rakaat tapi 12 rakaat.
Berikut tata cara sholat dhuha 4 rakaat lengkap bacaan niat latin dan artinya:
1. Membaca Niat
Berikut tata cara sholat dhuha 4 rakaat lengkap bacaan niat latin dan artinya:
1. Membaca Niat
Bacaan niat sholat dhuha:
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
latin: Usholli sunnatadh dhuha rak'ataini mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta'ala.
Artinya, "Aku menyengaja salat sunah duha dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah SWT.
2. Takbiratul Ihram
3. Membaca Doa Iftitah
4. Membaca Surat Al Fatihah
5. Pada rakaat pertama setelah membaca Alfatihah dianjurkan membaca Surat Ad Duha.
6. Rukuk
7. I'tidal
8. Sujud pertama
9. Duduk di antara dua sujud
10. Sujud kedua
11. Berdiri mengulang seperti rakaat pertama.
12. Pada rakaat kedua ini, setelah membaca Surat Al Fatikhah dianjurkan membaca Surat Asy Syams.
13. Membaca tasyahhud akhir
14. Membaca salam
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ dua kali.
15. Berdiri kembali untuk mengerjakan sholat dhuha 2 rakaat berikutnya dengan cara yang sama. Untuk sholat dhuha 4 rakaat, pada rakaat ketiga setelah Al Fatihah dianjurkan membaca Surat Al Kaafirun. Sedangkan pada rakaat keempat, setelah Al Fatihah dianjurkan membaca Surat Al Ikhlas.
Selesai melaksanakan sholat dhuha 4 rakaat dianjurkan untuk berdzikir dan membaca doa.
Berikut bacaan dzikir setelah sholat dhuha:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمِ مِنْ كُلِّ ذَنْبِ اْلعَظِيْمِ لَايَغْفِرُالذُّ نُوْبَ اِلَّااَنْتَ فَاغْفِرْلَنَا مَغْفِرَتً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنَااِنَّكَ اَنْتَ اْلغَفُوْرُالرَّحِيْم
Astagfirullohal ‘azhiim mingkulli dzanbil ‘adhiim la yaghfirudzdzunuuba illaa anta faghfirlanaa maghfirotan min ‘indik warhamnaa innaka antal ghofuurur Rohiim.
Doa Sholat Dhuha
Setelah itu dilanjutkan dengan membaca doa sholat dhuha:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin: Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’auka wal-jamaala jamaaluka wal-quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal-‘ismata ‘ismatuka. Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita ‘ibaadakash-shalihiin.
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu”. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh”.
Waktu Sholat Dhuha
Sholat dhuha sebaiknya dikerjakan saat matahari mulai naik antara pukul 06.30 WIB sampai seperempat siang sebelum masuk waktu Zhuhur.
Keutamaan sholat dhuha
Sholat Dhuha memiliki banyak keistimewaan atau fadhilah. Salah satunya untuk memohon kelancaran rezeki. Berikut keutamaan sholat dhuha:
1. Wasiat Rasulullah
Cukuplah kiranya kemuliaan itu umat Islam dapatkan dengan melaksanakan wasiat Allah SWT dan Rasulullah SAW dan diantara hal yang diwasiatkan Rasulllah SAW adalah agar rajin melaksanakan sholat Dhuha.
2. Diampuni dosa
Imam at Tirmidzi dan Ibnu Majah dalam riwayatnya menjelaskan bahwa orang yang membiasakan salat duha dosanya akan diampuni oleh Allah SWT, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan.
Rasulullah bersabda:
"Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
3. Sedekah Persendian
Keutamaan sholat Dhuha ini yakni sebagai sedekah persendian. Hal ini sesuai hadits Rasulullah saw berikut:
"Pada setiap persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih (membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma'ruf adalah sedekah, nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha." (HR. Muslim)
4. Dicukupkan Rezeki
Sholat Dhuha ini dikenal dengan shalat pembuka rezeki. Dalam hadits Nabi SAW disebutkan:
Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat shalat di awal siang (di waktu dhuha), maka Aku akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi).
5. Sholatnya orang yang Bertaubat
Keutamaan sholat dhuha juga sebagai salah satu cara bertaubat kepada Allah SWT.
“Tidaklah seseorang menjaga shalat Dhuha kecuali dia adalah orang yang banyak bertaubat kepada Allah” (HR. Hakim).
6. Seperti Memperoleh Ghanimah
Keutamaan Sholat dhuha bagi yang rutin mengerjakannya seperti mendapat ghanimah atau harta rampasan perang yang banyak.
“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat” (HR. Tirmidzi).
7. Diangkat derajat
Keutamaan sholat dhuha bagi yang rutin mengerjakannya akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Tentang keumuman shalat shalat sunnah, Rasulullah saw bersabda:
“Hendaklah kamu memperbanyak sujud kepada Allah karena tidaklah kamu bersujud pada Allah dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan satu derajatmu dan menghapuskan satu kesalahanmu” (HR. Muslim).
8. Penyempurna Sholat Wajib
Sholat dhuha juga memiliki keutamaan sebagai penyempurna sholat wajib lima waktu. Rasulullah saw dalam kesempatan yang lain bersabda:
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu” (HR. Abu Daud).
Wallahu A'lam Bissawab
Editor : Mahesa Apriandi