Indonesia Vs Israel 1957: Ketika Soekarno Perintahkan Timnas Indonesia Tolak Tanding Lawan Israel

Abroh Nurul Fikri
Wakil Ketua PSSI era 1950-an, Kosasih Purwanegara, menyalami pemain Indonesia. (Foto: Arsip Nasional Republik Indonesia)

iNewsbanten - Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Agenda ini akan digelar pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023, dan diikuti oleh 24 negara peserta.

Peserta yang sudah dinyatakan lolos Kualifikasi Piala Dunia U-20 2023 zona Eropa, yakni Inggris, Prancis, Italia, dan Israel. Satu wakil lainnya akan menyusul.

Padahal, Indonesia sendiri memiliki hubungan diplomatik yang kurang bagus dengan Israel, khususnya di ranah politik.

Israel dianggap merampas kemerdekaan rakyat Palestina, yang mayoritas beragama Islam, sama dengan mayoritas di Indonesia.

Timnas Indonesia pernah bertemu Israel di kualifikasi Piala Dunia 1958. Sikap politik negara, serta keras kepalanya Israel, membuat Garuda mengubur mimpi ke Swedia.

Pada 1957, skuad 'Garuda' mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 1958 dengan berhasil lolos dari babak pertama setelah Taiwan mengundurkan diri. Kala itu, Indonesia berada satu grup dengan China usai Australia juga undur diri.

Pandangan politik Indonesia yang menentang Israel menyerempet hingga urusan olahraga, yakni di ranah sepakbola. Kualifikasi Piala Dunia 1958 zona Asia/Afrika menjadi arena pertarungannya.

Indonesia, yang kala itu di bawah pemerintahan Presiden Soekarno dan Kabinet Djuanda, menolak kehadiran skuad asuhan Moshe Varon itu di Indonesia. Israel sebelumnya meminta leg pertama digelar di Tel Aviv pada 31 Juli dan leg kedua di Jakarta pada 18 Agustus, tapi permintaan itu tidak dilayani.

Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode melaporkan, alasan politik menjadi dasar pemerintah Indonesia menolak kehadiran Israel di Jakarta. RI menganggap laga melawan Israel dapat menyebabkan hilangnya dukungan 14 negara arab dalam perjuangan Indonesia merebut kembali Papua Barat di Sidang Umum PBB 1957.

Pemerintah Indonesia saat itu memang membutuhkan dukungan internasional demi bisa merebut wilayah Papua Barat dari Belanda. Oleh karena itu, Indonesia menunjukkan sikap solidaritas bersama negara-negara Arab menentang pendudukan Israel di Palestina.

Maulwi Saelan menjadi saksi sejarah ketika datangnya perintah dari Sukarno untuk menolak bertanding melawan Israel. Maulwi kala itu merupakan kiper Timnas Indonesia yang berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 1958.

Indonesia yang dijadwalkan bermain melawan Israel memilih mengundurkan diri. 

Sebelumnya, Israel meminta pertandingan digelar dua leg yakni di Tel Aviv dan Jakarta. Namun, permintaan tersebut ditolak. PSSI sejatinya sempat meminta pertandingan digelar di tempat netral, tetapi ditolak oleh FIFA.

Kala itu, Timnas Indonesia pun memilih mundur dengan menolak bermain melawan Israel. Dalam wawancara dengan Historia, kiper Timnas Indonesia ketika itu, Maulwi Saelan, mengatakan keputusan itu diambil menyusul adanya perintah langsung dari Sukarno.

"Itu sama saja mengakui Israel. Kami nurut dan enggak jadi berangkat," ucap Maulwi.

FIFA kemudian memutuskan Israel menang WO sehingga berhak melaju ke babak ketiga. Sementara, di grup lain, Sudah melaju ke fase selanjutnya usai Turki mundur sebagai bentuk protes kehadiran Israel akibat ketegangan dua negara terkait krisis Terusan Suez.

 

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network