JAKARTA, iNewsBanten - Banyak syarat untuk bisa masuk ke perusahaan otobus (PO) besar. Di antaranya, latar belakang pendidikan, pengalaman dan harus lulus rangkaian tes karyawan.
Namun, beberapa perusahaam otobus juga menerima karyawan dari jalur khusus. Salah satunya PO Haryanto.
Mereka merekrut beberapa karyawan dari busmania alias komunitas pecinta bus. Hal ini diungkapkan kanal YouTube PO Haryanto Official.
Agid Surya Pradana, salah satu karyawan PO Haryanto menuturkan, dirinya merupakan seorang busmania sejak masih sekolah. Saking sukanya dengan bus, dia sering nongkrong di terimnal.
"Semasa masih sekolah sering nongkrong di terminal. Di sana saya bertemu dengan Mas Rian (Rian Mahendra, direktur operasional PO Haryanto)," ujarnya.
Dia menyebutkan, di terminal sering main game. "Namun, setelah saya lulus sekolah, lebih fokus kuliah," katanya. Setelah lulus, lanjut Agid, dirinya kembali sering main melihat bus di pool PO Haryanto.
"Saat itu saya sudah lulus kuliah. Karena ada pandemi (Covid-19), wisuda diundur setahun. Untuk mengisi waktu main lagi ke pool. Dari sana ditawari ikut bantu Mas Rian bantu buat konten YouTube," ujarnya.
Dia mengungkapkan suatu ketika salah satu pool PO Haryanto di Kudus butuh karyawan. "Mas Johan butuh orang. Saya butuh orang lucu yang bisa menghibur. Kita kerjanya stres kalau serius, " kata Agid sambil tersenyum.
"Saat itu Mas Johan bilang, ya udah Agid saja. Mas Rian bilang langsung bilang besok lamaranmu masuk di Kudus ya," ujar Agid. Dia mengungkapkan saat ikut mendampingi Rian Mahendra dirinya sudah digaji. "Lucunya kerja gajian-gajian, lalu masuk lamaran, " katanya.
Dia pun kini masuk dalam tim khusus (manajemen inti) PO Haryanto. Menariknya, meski baru resmi bekerja kurang dari tiga tahun, kesejahteraan Agid terjamin. Bahkan, dia sudah bisa beli mobil sendiri.
"Selain saya, beberapa karyawan di PO Haryanto memang dari Busmania," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Rian Mahendra yang merupakan putra pemilik perusahaan Haji Haryanto mengungkapkan, perusahaan juga tidak hanya menerima karyawan secara formal dengan menyeleksi orang baik, tapi juga orang-orang yang ingin baik. Hal tersebut diungkapkannya dalam akun Instagram.
"Semua perusahaan berharap bisa memiliki sumber daya atau SDM yg baik.. tak heran jika banyak perusahaan yg tidak menerima lamaran kerja dari orang2 bertattoo.. atau mantan narapidana.. apalagi di bidang transportasi yg setiap saat kerjanya membawa nyawa manusia.. sudah pasti mereka ingin memiliki karyawan yg berpendidikan.. bermoral baik.. dan memiliki track record masa lalu yg baik..," tulisnya.
"Tapi beda halnya dengan Bapak Haji Haryanto .. 2.000 orang lebih karyawannya di PT Haryanto Motor Indonesia.. 80% karyawan lelaki di dalamnya memiliki tattoo dan latar belakang pendidikan yg rendah.. serta track record masa lalu yg buruk..," kata Rian Mahendra.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait