iNewsBanten - Jamaah haji menangis di satu tenda saat wukuf di Arafah. Terlebih lagi, pelaksanaan wukuf pada 9 Dzulhijjah disebut sebagai haji akbar karena bertepatan pada hari Jumat.
Hal ini diceritakan jamaah haji bernama Rikso asal Sumenep, Madura dari embarkasi Surabaya (SUB).
Rikso berangkat haji bersama istrinya setelah menunggu selama 10 tahun. Rikso bercerita bahwa satu tenda yang ditempati jamaah haji asal embarkasi Surabaya tersebut menangis saat wukuf di Arafah.
Tangisan ini berupa air mata syukur, bahagia hingga pengingat dosa. Para jamaah memanjatkan doa saat waktu wukuf tiba.
"Satu tenda ini nangis, saya juga nangis di depan istri. Minta maaf," cerita Rikso sebelum pendorongan ke Muzdalifah, Jumat (8/7/2022) sore.
Seluruh jamaah haji usai wukuf di Arafah telah didorong ke Muzdalifah untuk bermabit. Di sana mereka akan mengambil batu kerikil 49 butir bagi yang nafar awal dan 70 butir untuk yang nafar tsani.
Usai dari Muzdalifah, jamaah haji akan tiba di Mina. Pada saat di Mina mulai melakukan lempar jumrah di Jamarat. Dan ini juga masuk titik krusial saat rangkaian puncak haji. Untungnya, sudah ada jadwal lempar jumrah bagi jamaah haji Indonesia, sehingga tidak ada kepadatan dengan jamaah haji negara lain.
Rikso mengaku lega usai melakukan wukuf di Arafah. Doa-doa terbaik dipanjatkan Rikso dan istri. Salah satunya agar bisa kembali lagi ke Tanah Suci.
"Lega rasanya, terharu juga karena yang saya tunggu selama 10 tahun bisa ke Tanah Suci dan wukuf di Arafah terlaksana," kata Rikso yang berprofesi sebagai pedagang.
Jamaah haji lainnya asal Gresik dari embarkasi Surabaya juga mengucapkan rasa syukur setelah menyelesaikan wukuf di Arafah.
"Rasanya plong, lega," kata Rukiati.
Dia merasa lega karena salah satu rukun haji yang sangat penting dan tidak bisa diganti adalah wukuf yang ditandai dengan khutbah wukuf dan shalat jamak qasar Dhuhur dan Ashar.
Menurut dia, yang terberat adalah melempar jumrah karena harus berjalan kaki kurang lebih 7 kilometer (km) dari Mina ke Jamarat.
"Saya sudah mempersiapkan diri, mudah-mudahan sehat dan bisa menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji," ujarnya.
Haji akbar memang spesial dan memiliki kelebihan serta keistimewaan dibanding dengan musim-musim haji lainnya.
Disebutkan dalam Kitab Mughni
al-Muhtaj Jilid I halaman 497 beberapa keistimewaan haji akbar menurut ulama kalangan syafi'iyyah:
Artinya: Ulama kalangan Syafiiyyah mengatakan: dikatakan, jika hari Arafah jatuh pada hari Jumat, maka seluruh yang berkumpul di Padang Arafah akan langsung mendapat ampunan dari Allah tanpa perantara.
Dan bila (wukuf) di selain hari Jumat, maka ampunannya melalui perantara. Artinya, Allah memberikan ampunan orang yang berdosa (yang wukuf) karena adanya orang baik (yang wukuf).
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait