Negara India Tidak Akan Beri Rumah Untuk Pengungsi Rohingya

Rahman Asmardika

INTERNASIONAL, iNewsBanten - Pemerintah India telah membatalkan rencana untuk memberikan tempat tinggal gratis kepada para pengungsi Muslim Rohingya di New Delhi. Langkah itu diambil menyusul protes-protes oleh organisasi Hindu berhaluan kanan, Vishwa Hindu Parishad (VHP), yang menyebut komunitas pengungsi itu sebagai "penyusup".

Sebelumnya, Menteri Urusan Perumahan dan Urban India, Hardeep Singh Puri, pada Rabu (17/8/2022) mengatakan pemerintah akan menangani masalah perumahan para pengungsi Rohingya. Ia mengisyaratkan akan ada perubahan dalam kebijakan pemerintah terhadap komunitas pengungsi dari Myanmar itu.

“Dalam keputusan penting," India telah memutuskan untuk membagikan flat/apartemen kepada "para pengungsi Rohingya" di wilayah Bakkarwala di Delhi, di mana mereka akan diberikan fasilitas dasar dan perlindungan polisi, kata Puri, seorang pemimpin dan menteri dari pemerintahan federal yang dipimpin Partai Bharatiya Janata, dalam cuitan di Twitter, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia.

Pemerintah membatalkan keputusannya beberapa jam setelah cuitan Puri itu. Kementerian Perumahan India membantah lewat Twitter pihaknya telah mengeluarkan perintah untuk memberikan apartemen kepada "warga asing ilegal Rohingya."

Dalam cuitan lain, Kementerian Dalam Negeri mengatakan warga Rohingya akan ditahan di sebuah pusat penahanan, sebelum dideportasi ke Myanmar.

Bagian kementerian yang mengurusi pengungsi menolak mengomentari isu itu ketika ditanya oleh VOA mengapa pemerintah membatalkan keputusannya untuk menyediakan perumahan bagi warga Rohingya.

Sebagian media lokal melaporkan pemerintah membatalkannya karena protes-protes dari VHP.

Alok Kumar, presidenVHP, mengatakan: “VHP mendesak pemerintah India untuk mempertimbangkan isu ini dan ketimbang memberikan tempat tinggal kepada warga Rohingya, buat rencana untuk mengirim mereka pulang dan keluar dari India."

Ribuan warga Rohingya telah memasuki India dalam puluhan tahun belakangan untuk melarikan diri dari kekerasan dan penindakan keras di Myanmar. Para pengungsi itu melakukan pekerjaan kasar untuk mencari nafkah dan tinggal di gubuk-gubuk reyot di banyak bagian negara itu.

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network