SERANG, iNewsBanten - Saat masih anak-anak umumnya, mereka meluapkan kemarahan dengan menangis atau bertingkah yang dianggap menyebalkan. Hal itu disebut tantrum, gambaran dari ekspresi anak tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya.
Terkadang ia muncul di waktu dan tempat tak terduga. Misalnya akhir pekan yang seharusnya bisa dinikmati sebagai waktu liburan dan bersenang-senang, malah harus stress menghadapi tantrum si kecil yang berulang.
"Mereka menjadi frustrasi ketika Anda tidak menanggapi apa yang mereka 'katakan'," kata Dr Ray Levy, Ph.D, seorang psikolog klinis yang berbasis di Dallas, dilansir Parents, Minggu (11/9/2022)
Beragam reaksi Mom merespon anak saat tantrum. Namun perlu dipahami ada langkah tepat agar lekas mereda, berikut ulasannya dirangkum dari berbagai sumber.
1. Latih anak membuat keputusan
Para Moms disarankan untuk tak mengatakan "tidak" untuk semuanya. Orang dewasa atau orang tua harus memberi anak rasa kontrol, biarkan dia membuat pilihan. Contohnya, berikan sebuah pilihan, agar anak bisa memutuskan pilihannya. "Mau pakai baju merah atau baju biru?", "Apakah kamu ingin makan stroberi atau pisang?", "Apakah Anda ingin membaca buku atau bermain dengan puzzle?"
2. Reward
Menghargai satu kata penting bagi orang tua bisa diterapkan ke anaknya. Anak juga perlu dihargai mom, dengan ucapan terima kasih ataupun memberikan dia hadiah apabila dia berhasil atau anda menjanjikannya.
3. Hindari situasi memicu amukan.
Jangan berikan mainan anak yang terlalu canggih untuknya. Jika anak Anda meminta mainan atau camilan saat berbelanja, jauhi area dengan godaan ini. Begitu juga jika balita bertingkah di restoran, pilih tempat yang menawarkan layanan cepat atau lebih tenang bagi anak anda.
4. Konsisten dan Tenang
Ketika mom menghadapi anak sedang tantrum, sikap konsisten dan tenang sangat perlu. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), orang tua yang bereaksi dengan tenang dan konsisten membantu anak mereka memahami di mana batasannya, yang dapat membantu anak merasa lebih terlindungi dan terkendali. "Ketika mendisiplinkan, penting untuk fokus pada perilaku dan tidak menyerang anak Anda secara emosional. Orang-orang berkata, itu tidak realistis. Bukannya tidak realistis menahan diri dari meneriaki rekan kerja, kita harus memperlakukan anak-anak, setidaknya sebaik kita memperlakukan rekan kerja," ucap Murray Straus, Ph.D, Sosiolog.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait