Ismanu Roziqi mengatakan, mengecek e-commerce yang kredibel penting dilakukan oleh pemula yang suka tergoda tawaran barang-barang murah di pasar online, yang kini makin berlimpah ruah. Mulai dari baju, jam tangan, tas murah mengaku ”branded”, dan barang menggoda lainnya. Ternyata, begitu ditransfer, yang dikirim barang palsu. Dari fakta, lanjut dia, hal ini sudah banyak makan korban. Solusinya, intip komentar dan ulasan produk, serta e-commerce yang menawarkan, apakah kredibel dan aman.
"Sudah banyak melakukan penipuan. Mendingan biasakan minta pendapat teman atau saudara yang sering bertransaksi online. Minta share pengalaman mereka, agar kita tidak ikut jadi korban,” imbuh Ismanu Roziqi.
Hal lain yang menurut Roziqi masih kurang di kalangan warganet adalah peran serta untuk mencegah meluasnya korban penipuan jual beli online.
”Kalau kita terpaksa jadi korban penipuan, laporkan ke instansi terkait agar tidak terulang pada teman dan korban lain. Cukup stop di kita saja,” ujarnya.
Meski dunia digital kini hadir tanpa batas, narsum Mohamad Subaweh mengajak warganet untuk menjadikan ruang digital sebagai ruang yang berbudaya. "Ruang tempat kita tumbuh dan berkembang, mengembangkan anak-anak kita agar beretika dan bermartabat, serta menjaga tata krama dan kesopanan," bebernya.
Menurut dia, etika sesuai ajaran Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika tetap harus menjadi acuan dalam berinteraksi di dunia digital. "Menerapkan pola itu akan menjadikan kita terus aman dan dihargai oleh sesama warga digital sebagai warga yang bermartabat,” pungkas Subaweh
Sumber
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait