iNews Banten - Ribuan warga Palestina dengan berjalan kaki dengan bekal apa adanya dan melarikan diri ke selatan wilayah Gaza. Mereka kehabisan makanan dan air di utara Gaza.
Lebih dari 70 persen penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa telah meninggalkan rumah mereka. Namun semakin banyaknya jumlah penduduk yang mengungsi ke wilayah selatan menunjukkan adanya situasi yang semakin menyedihkan di dalam Gaza.
Terkubur Reruntuhan
Melansir dari Arab News, Rabu (8/11/2023), perang telah memasuki bulan kedua, dengan situasi kemanusiaan yang semakin mengerikan.
Israel menyebut perangnya untuk mengakhiri pemerintahan Hamas dan menghancurkan kemampuan militernya akan memakan waktu lama dan sulit. Israel akan mempertahankan kendali atas wilayah pesisir tersebut tanpa batas waktu.
Dukungan terhadap perang ini tetap kuat di Israel karena fokus pembebasan 240 sandera yang ditahan oleh Hamas.
Sekitar 15.000 orang meninggalkan Gaza utara. Mereka berjalan kaki selama empat jam untuk menuju pengungsian.
Islam, dan Afrika untuk Bahas Konflik Israel-Palestina
Mereka yang melarikan diri termasuk anak-anak, orang lanjut usia, dan penyandang disabilitas, dan sebagian besar berjalan kaki dengan membawa barang-barang seadanya.
Sebagian dari mereka melintasi pos pemeriksaan Israel. Ada orang-orang ditangkap, sementara yang lain mengangkat tangan dan mengibarkan bendera putih saat melewati tank-tank Israel.
“Pengeboman itu terjadi secara besar-besaran dan terjadi dalam jarak dekat,” kata Mohamed Abed, yang tinggal di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza.
Israel memfokuskan operasinya di Kota Gaza, yang merupakan rumah bagi sekitar 650.000 orang sebelum perang. Menurut Israel, Hamas bersembunyi di wilayah tersebut. Dikutip dari iNews.id.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait