Dalam konteks ini, menurut Ikhsan, jabatan Sekda tidak bisa lagi diisi sosok birokrat pasif. Ia harus jadi katalisator lintas OPD dan pemegang irama kerja organisasi secara menyeluruh.
“Banyak ASN hebat secara teknis, tapi tidak semua bisa menggerakkan sistem,” tandasnya.
Keputusan Politik di Ujung Meritokrasi
Analisis ini menjadi refleksi menjelang keputusan akhir Wali Kota Serang. Akankah pilihan jatuh pada teknokrat murni, juru hitung fiskal, atau sosok akselerator yang sudah ‘berlari lebih dulu’?
Satu hal yang pasti, publik menanti: apakah jabatan Sekda kali ini akan ditentukan oleh sistem merit, atau justru kembali menjadi hasil kompromi kuasa?
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
