PANDEGLANG, iNewsBanten - Sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri, SDN Cikadongdong 2 di Desa Cikadongdong, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, setiap hari harus mempertaruhkan keselamatan mereka demi bisa berangkat ke sekolah. Minimnya infrastruktur memaksa para siswa melintasi sebuah jembatan darurat dari bambu yang kondisinya sudah rapuh dan hampir ambruk.
Jembatan tersebut menjadi satu-satunya akses warga setelah jembatan utama yang seharusnya menjadi jalur penghubung amblas ke dasar sungai. Kondisi ini telah berlangsung puluhan tahun, namun hingga kini belum ada perbaikan berarti. Selasa, (11/11/2025).
Pantauan di lokasi menunjukkan para siswa berjalan perlahan sambil memegang erat tali penopang jembatan bambu. Sedikit saja terpeleset, mereka bisa terjatuh ke sungai di bawahnya. Situasi semakin berbahaya saat musim hujan datang karena permukaan bambu menjadi licin.
Salah seorang siswa, Alif, mengaku dirinya dan teman-temannya harus ekstra hati-hati setiap kali melintas.
“Kalau lewat sini suka takut, apalagi kalau hujan. Tapi kalau tidak lewat jembatan ini, kami tidak bisa ke sekolah,” ujarnya.
Kepala Desa Cikadongdong, Teti Sumiati, mengatakan pihak desa sebenarnya telah berupaya mengusulkan pembangunan jembatan dan akses jalan melalui Musrenbangdes hingga Musrenbang tingkat kecamatan. Namun upaya tersebut belum mendapatkan realisasi.
“Kami sudah berulang kali mengajukan perbaikan jembatan dan jalan penghubung, tapi sampai saat ini belum terealisasi,” jelasnya.
Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan, mengingat jembatan tersebut tidak hanya menjadi akses pendidikan bagi anak-anak, tetapi juga jalur penting bagi aktivitas masyarakat sehari-hari. Mereka khawatir, bila tak segera diperbaiki, tragedi kecelakaan dapat terjadi kapan saja.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
