SERANG, iNewsBanten - Sebuah hamparan rawa tak berfungsi yang di himpit oleh tembok pabrik di kampung Julang, Desa Julang, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang berhasil disulap menjadi sebuah kolam budidaya ikan tawar.
Pengalihfungsian lahan gambut menjadi sebuah lahan produktif tersebut tidak lain merupakan berkat kegigihan warga serta kepala desa nya yakni H Karso.
Inovasi pembangunan yang diinisasi oleh kepala desa Julang ini bukanlah yang pertama kali. Bahkan sejak dilantik menjadi kepala desa pada akhir tahun 2019 lalu ia sebelumnya telah berhasil menciptakan sejumlah inovasi salah satu diantaranya adalah kartu Julang peduli (KJP).
Tidak berbeda jauh dengan motivasinya membuat kartu Julang peduli yakni untuk membantu meringankan beban masyarakat miskin agar dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang memadai.
Proses pembuatan Budidaya kolam ikan ini pun diciptakan demi kemajuan dan kemakmuran desanya agar ketahanan pangan didesa Julang tetap terjaga.
Menurut Karso tidak banyak ilmu pengetahuan yang di miliki nya terkait tata cara budidaya ikan. Ia mengaku hanya mendapatkan pengetahuan melalui pengamatan di lingkungan sekitar serta konten youtube.
Meski minim pengetahuan. Namun Kepala desa yang akrab disapa Kang Haji ini mengaku telah memperhitungkan setiap resiko nya demi mewujudkan program ketahanan pangan seperti yang di amanatkan Undang Undang.
Sebanyak 1000 benih ikan tawar jenis nila di tebar di kolam seluas 5000 meter persegi. Belasan ribu benih ikan hasil swadaya masyarakat serta bantuan dari beberapa perusahaan termasuk pemerintah daerah.
"Hari ini kita coba 2 benih kita ambil contoh, 2 benih itu ikan nila merah, dalam kerambah ini kita buat 12, 1 kerambah itu berkapasitas 1000 ekor, jadi kita coba 2 kerambah dulu sisanya nanti berjalan," Kata Kepala Desa Julang kepada iNewsBanten, Senin (8/8).
"Ini adalah tanah bengkok desa yang akan kita kembangkan 3 aspek yakni pembudidaya ikan nila, rumah makan dengan menu ikan nila, dan kolam pemancingan" ucap H Karso.
"Hasil ini kembali untuk masyarakat desa Julang," tutupnya.
Editor : Mahesa Apriandi