JAKARTA, iNewsBanten - Deretan distinasi Desa wisata Negeri di atas awan paling indah di Indonesia layak masuk dalam agenda liburan akhir tahun. Beberapa daerah Indonesia memang terkenal dengan keindahan alamnya. Hal ini tidak lepas dari wilayahnya yang berada di wilayah pegunungan.
Selain menyuguhkan keindahan alam dan udara sejuk, beberada daerah itu juga menyimpan keragaman budaya dan kulinernya.
Daerah yang dijuluki negeri di atas awan itu memang bukan sekadar julukan. Tapi kenyataan yang tak terbantahkan karena kondisi alamnya yang begitu memesona.
Negeri di atas awan itu layak disematkan karena hamparan alam nan hijau berpadu dengan gulungan awan putih yang membentang cantik di depan mata.
Hal ini tentu akan membuat para wisatawan terpana dan terlena dengan keindahan beberapa daerah di atas awan tersebut bak negeri dongeng. Berikut ulasannya.
10 Negeri di Atas Awan Paling Indah di Indonesia
1. Desa Hargo Dalem, Jawa Tengah
Negeri di atas awan paling indah di Indonesia pertama yakni Desa Hargo Dalem. Desa ini terletak di Jawa Tengah khususnya Gunung Lawu. Gunung Lawu memiliki tiga puncak, salah satunya Hargo Dalem yang mempunyai ketinggian sekitar 3.265 meter diatas permukaan laut.
2. Desa Sembungan, Jawa Tengah
Negeri di atas awan paling indah di Indonesia pertama ada Desa Sembungan, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa ini berada di ketinggian 2.105 mdpl.
Desa di Wonosobo ini menyimpan segudang wisata alam bak surga seperti Bukit Sikunir, Curug Sikarim, Gunung Pakuwojo, Gunung Seroja, dan Telaga Cebong.
Dinamakan Desa Sembungan karena konon dulunya kawasan ini memang ditumbuhi oleh pohon sembung. Hamparan ladang persawahan, lembah-lembah nan hijau, dan telaga yang berada di tengah seakan-akan menyempurnakan keindahan alamnya.
Anda pun akan semakin takjub melihat perpaduan view awan putih dan perkebunan carica, sejenis pepaya gunung yang menjadi ciri khas Dataran Tinggi Dieng.
3. Desa Widoro, Jawa Timur
Desa Widoro, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur juga masuk daftar negeri di atas awan paling indah di Indonesia. Desa ini memiliki bukit bernama Bukit Banyon.
Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas sehari-hari. Dari atas ketinggian 1.175 meter, Anda bisa menikmati eksotisme hamparan awan putih yang menyelimuti perkampungan dan gugusan-gugusan pegunungan yang ada di wilayah Trenggalek.
Berada di kawasan ini, seakan berada di negeri atas awan. Indahnya pemandangan Bukit Banyon, juga kerap dijadikan lokasi untuk foto. Di Bukit Banyon, Anda bisa menikmati tiga keindahan panorama sekaligus, yakni pemandangan saat matahari terbit, matahari tenggelam dan gulungan awan putih yang menyelimuti perbukitan Rejek Wesi, Banyon dan sekitarnya.
4. Desa Ranupani, Jawa Timur
Negeri paling indah di Indonesia berikutnya yaitu Desa Ranupani atau Ranu Pane. Desa ini terletak di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Desa Ranupani juga merupakan tempat basecamp resmi pendakian Gunung Semeru. Lokasinya berada di ketinggian 2.100 mdpl.
Ranupani sebenarnya adalah sebuah nama danau kecil. Kemudian berdiri banyak pemukiman sehingga menjadi sebuah desa. Apabila kalian akan mendaki Gunung Semeru, maka kalian akan berada di desa tersebut.
Lokasinya sudah cukup tinggi dan tentu sangat dingin. Pendakian ke Semeru sendiri dapat dikatakan mudah-mudah sulit.
Dikatakan mudah, karena titik start sudah tinggi dan kita akan banyak berjalan di trek datar. Dikatakan sulit, karena trek ke puncak Semeru cukup panjang dan memakan waktu pendakian 2 hingga 3 hari.
5. Desa Argosari, Jawa Timur
Desa Argosari, Jawa Timur juga masuk daftar negeri di atas awan paling indah. Desa ini akrab dengan sebutan B29. B29 merupakan nama untuk sebuah puncak di Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur, yang tak jauh dengan jalur Ranupani Semeru.
Dari puncak ini, pendaki dapat melihat Gunung Bromo dan gunung di sekitarnya. Pemandangannya indah, seperti lukisan, ditambah dengan keberadaan Desa Argosari. Tak heran apabila pemukiman ini masuk dalam salah satu desa tertinggi di Indonesia, karena berada pada ketinggian 2.000 mdpl.
Editor : Mahesa Apriandi