Ternyata Nama Provinsi Lampung Berasal dari Orang Batak, Ini Sejarahnya

BANDARLAMPUNG, iNewsBanten - Inilah sejarah  Asal-usul nama Kota Lampung ini wajib kamu ketahui. Nama yang sekarang jadi provinsi di Pulau Sumatera itu ternyata bukan dicetuskan oleh warga asli Lampung.

Provinsi Lampung sendiri resmi dilahirkan pada tanggal 18 MareBatakt 1964. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964.

Baca Juga

Pemudik Arus Balik Disambut Hangat Oleh Jajaran Polda Banten dan KSOP di Pelabuhan Pelindo Ciwandan

Sebelum berdiri menjadi provinsi sendiri, Lampung merupakan Karesidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (25/1/2023), ada beberapa versi yang menjadi cikal bakal nama Lampung.

Asal-usul nama Kota Lampung. 

Baca Juga

4 Tahanan Kasus Narkoba Kabur! Polres Lampung Perketat Perbatasan dan Lakukan Razia

1. Lampung dari kata Lampohwang

Nama Lampung disebut berasal dari kata bahasa China Lampohwang. Hal ini diketahui dari buku Zaman Hindu halaman 48 yang ditulis sejarawan asal Belanda Prof Dr Krom.

Dalam tulisannya, Kerajaan Tulangbawang (kini jadi kabupaten) berhubungan dengan kerajaan di China di Kota Kwancou. Kota itu dikenal sebagai lokasi perdagangan yang maju. Banyak pedagang yang pergi ke Kowancou, tak terkecuali dari Indonesia.

Baca Juga

Viral Ambulans Tolak Angkut Korban Tabrak Lari di Lamtim, Ini Faktanya

Sayangnya, Prof Dr Krom tidak memapakran penjelasan apa arti dari kata Lampohwang sehingga berubah jadi Lampung.

2. Lampung dari kata Tiselam dan Tiapung

Dari cerita rakyat yang diceritakan tetua Saibatin, nama Lampung konon didapat dari peristiwan yang terjadi di laut. Kisah berawal ketika nenek moyang dari kelompok Saibatin sedang berlayar.

Baca Juga

Jokowi Rasakan Jalan Rusak di Lampung Setelah Mengubah Rute, Netizen : Gak Malu itu Gubernur!

Tujuannya, untuk mencari tanah baru untuk dibangun permukiman. Mereka mencari yang tanahnya lebih subur untuk bertani dan bercocok tanam.

Editor : Mahesa Apriandi