JAKARTA, iNewsBanten - Didunia ini, banyak terjadi kisah-kisah yang sulit dicerna oleh logika manusia.
Namun, meski begitu, kisah-kisah itu benar-benar terjadi.
Salah satu kisah yang sulit dipercaya adalah kisah seorang pria bernama Mihailo Tolotos
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup sendiri selama masa kehidupan atau mencukupi kebutuhan sendiri. Mau sekaya apapun manusia pasti tetap membutuhkan manusia lainnya.
Namun, pria ini berbeda dengan manusia lainnya. Mihailo Tolotos, ia merupakan seorang biksu yang tidak pernah sekalipun melihat wanita selama 82 tahun hidupnya. Menjadi seorang biksu Ortodoks Yunani yang semasa hidupnya tidak pernah tau bentuk seorang wanita.
Ia pun tidak pernah melihat dan bertemu ibunya dikarenakan sang ibu meninggal dunia 4 jam setelah melahirkannya di tahun 1856. Saat itu tidak ada keluarga yang dapat dititipkan ketika dilahirkan, maka ia ditinggalkan di sebuah tangga kuil yang berada di puncak Gunung Athos.
Dikutip Okezone dari berbagai sumber,, Mihailo tumbuh dan besar di tempat tersebut hingga akhirnya menjadi seorang biarawan. Dibesarkan di Lingkungan Agamis & Tanpa Wanita. Mihailo yang hidup di lingkungan biarawan Ortodoks Yunani, membuatnya akrab dengan aturan ketat yang wajib dipatuhi oleh semua penghuni di sana.
Diketahui lingkungan tempat tinggal Mihailo merupakan tempat yang melarang wanita masuk kedalamnya. Bahkan terdapat Undang-undang yang melarang wanita serta hewan peliharaan untuk masuk ke area gunung sejak abad ke-10.
Larangan wanita di Gunung Athos karena semua biksu yang tinggal di semua biara di gunung harus memenuhi syarat selibat selama sisa hidup mereka.
Selain itu, pelarangan terhadap perempuan adalah bagian dari upaya untuk mencegah kaum religius tergoda, yang dapat membahayakan kewajiban mereka untuk membujang.
Karena Mihailo belum pernah melihat seorang wanita sampai kematiannya, para biarawan melakukan upacara pemakaman khusus. Karena mereka percaya bahwa Mihailo Tolotos adalah satu-satunya pria di dunia yang meninggal tanpa mengetahui seperti apa rupa seorang wanita dan seperti apa dia.
Sumber:
Editor : Mahesa Apriandi