6. Setiap kali takbir zawaid disunnahkan mengangkat tangan. Setelah itu disunnahkan di antara dua takbir tambahan meletakkan tangan kanan di depan tangan kiri di bawah dada sebagaimana bersedekap setelah takbiratul ihram.
7. Di antara takbir zawaid (tambahan), disunnahkan berhenti sejenak sekadar membaca satu ayat pertengahan. Saat itu bisa membaca takbir atau mengagungkan Allah.
Bacaan yang paling bagus di antara takbir zawaid adalah: Subhanallah Wal Hamdu Lillah Wa Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar. Bacaan ini disebut al-baqiyaatush shaalihaat (amalan yang kekal) sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Setelah takbir ketujuh pada rakaat pertama dan takbir kelima pada rakaat kedua tidak ada bacaan takbir dan dzikir.
8. Setelah takbir zawaid, membaca ta’awudz, lalu membaca surah Al-Fatihah. Setelah surah Al-Fatihah dianjurkan membaca surah Qaf pada rakaat pertama dan Al-Qamar pada rakaat kedua, atau membaca Al-A’laa pada rakaat pertama dan Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.
9. Bacaan surat saat sholat Idul Fitri dikeraskan (jahar), begitu pula dengan bacaan takbir, sedangkan dzikir-dzikir lainnya dibaca lirih (sirr). (Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, Kifayah Al-Akhyar).
Editor : Mahesa Apriandi