Lirik Lagu Lir-Ilir:
Lir-Ilir lir ilir
Tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo tak sengguh temanten anyar
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira kumitir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo sorako surak iyo.
Makna Lagu Lir-Ilir
Makna lagu ini mengajak umat masyarakat untuk menguatkan keimanannya dengan selalu beramal sebanyak-banyaknya agar kelak bertemu dengan Yang Maha Kuasa. Selain itu, tembang lir-ilir juga bertujuan untuk memberitahu kepada masyarakat, sebagai umat Islam harus bangkit atau sadar akan keberadaan Allah SWT.
Lirik yang berbunyi “Tak ijo royo-royo, tak sengguh panganten anyar” ini bermakna kesadaran diri tentang apakah kita ingin membiarkan tanaman kehidupan layu dan mati, atau memeliharanya sampai berbunga dan berbuah untuk mendapatkan kebahagiaan darinya seperti kebahagiaan pengantin baru (tak sengguh panganten anyar).
Lalu pada lirik berikutnya “Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi”. Cah angon berarti anak seorang penggembala. Gembala di sini maksudnya kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan dalam hidup yaitu “hati”.
Kemudian, lirik “Lunyu-lunyu penekno, kanggo mbasuh dodotiro” digunakan untuk membasuh seluruh badan (dodotiro) dari dosa dan perbuatan yang dilanggar. Meski terkesan susah, memanjat pohon belimbing untuk tetap bisa menggapai dan memetiknya yang berarti kita harus selalu menjaga sholat lima waktu dan menjalankan Rukun Islam.
Selanjutnya pada lirik “Dodotiro dodotiro kumitir bedah ing pinggir” artinya kita sebagai manusia pasti memiliki dosa. Sehingga perlu dibersihkan dengan cara Dondonono dan Jlumatono (Jahitlah dan Benahilah) agar bersih dari dosa-dosa.
Editor : Mahesa Apriandi