CILEGON, iNewsBanten - Apakah benar air di dunia bisa habis? Cek faktanya. Keberadaan air sebagai sumber energi memiliki dampak besar bagi kehidupan di bumi, baik manusia, tumbuhan, ataupun hewan semua makhluk hidup membutuhkan air untuk mampu bertahan hidup.
Air merupakan sumber energi alam terbarukan yang jika dalam jumlah besar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Air juga merupakan sumber energi yang murah dan mudah untuk didapatkan. Hampir 72% persen permukaan bumi tertutupi oleh air. Dan 90% air yang berada di bumi merupakan air laut.
Sudah lebih dari ribuan tahun air digunakan di bumi untuk aktivitas sehari-hari. Kalau begitu apakah air di bumi dapat habis? Cek faktanya pada penjelasan berikut.
Secara keseluruhan planet bumi dipenuhi dengan senyawa H2O, dimana hal tersebut dibuktikan melalui berbagai sumber mata air yang tersedia di bumi dikutip dari Aqua Bliss, berbagai sumber mata air dapat tersebar di bumi seperti di danau, sungai, laut, atmosfer, maupun bebatuan di dalam bumi suka terkandung dalam air.
Gletser pegunungan dan lapisan es di kutub, yang sewaktu-waktu dapat mencair dan menjadi sumber air bagi makhluk hidup. Berdasarkan hal tersebut dapat dipastikan bahwa air dibumi tidak akan pernah mengalami pengurangan atau kehabisan air.
Namun jika bumi tidak bisa kehabisan air bagaimana bisa dua pertiga penduduk dunia kemungkinan menghadapi terjadinya kekurangan air di tahun 2025 nanti?
Nilai fisik masih ada namun nilai ekonomi air dapat habis. Walaupun secara fisik keberadaan air di bumi tidak akan habis karena tiga perempat bumi terdiri dari lautan dan dikelilingi oleh banyak perairan. Namun, tidak semua air mampu dikonsumsi secara langsung.
Atau dalam hal ini secara fisik air di bumi tidak akan habis, namun secara ekonomi nilai air dapat habis. Hal ini mengarah kepada pengadaan air bersih yang layak untuk digunakan sangatlah minim.
Perlu diketahui bahwa tidak semua air mampu dikonsumsi secara langsung, seperti air laut tidak bisa kita ambil dan konsumsi begitu saja. Terdapat proses panjang dan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk dapat menghasilkan air bersih yang aman untuk dikonsumsi atau digunakan.
Editor : Mahesa Apriandi