CILEGON, iNewsBanten - Darah rendah atau hipotensi merupakan kondisi ketika kemampuan jantung untuk pemanasan darah mengalami penurunan. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan menderita penyakit jantung.
Mereka yang mengalami hipotensi pun disarankan memperbanyak konsumsi cairan, agar meningkatkan volume darah. Tapi yang lebih penting adalah berolahraga secara teratur, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.
Namun, ada juga yang mengatakan hipotensi dapat diatasi dengan makan sate untuk meningkatkan tekanan darah. Tapi apakah itu benar?
Perawat dan pendidik gaya hidup sehat Rizal Do menjelaskan dikutip dari Okezone, gagasan bahwa penderita darah rendah harus banyak makan sate kemungkinan besar muncul karena banyak penderita darah tinggi kumat setelah mengonsumsi sate. Oleh karena itu, konsepnya jika ingin meningkatkan tekanan darah maka wajib makan sate.
“Itu karena daging, terutama daging merah punya banyak lemak jenuh, Kolesterol, natrium, dan lain-lain yang berkontribusi terhadap peningkatan tensi,” kata Rizal Do, dikutip dalam akun X miliknya @afrkml.
Menurutnya, jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi sate hanya karena ingin meningkatkan tekanan darah, itu merupakan kebiasaan buruk. Sebab terlalu banyak mengonsumsi sate berarti lemak dan kolesterol dalam tubuh akan meningkat sehingga berisiko terkena penyakit jantung.
Lalu apakah mitos atau kenyataan kalau terlalu banyak makan sate bisa meningkatkan tekanan darah? Jawabannya adalah mitos. Rizal Do menjelaskan, banyak cara yang bisa dilakukan sebagai alternatif untuk meningkatkan tekanan darah seseorang, antara lain:
1. Perbanyak asupan garam namun dalam batas wajar dan jangan melebihi batas harian
2. Minum banyak
3. Wajib berolahraga setiap hari (intensitas rendah)
4. Tidur yang cukup selama 7-8 jam
5. Jangan begadang
6. Makan lebih banyak sayuran
7. Makan daging secukupnya
8. Makanlah dalam porsi kecil secara teratur
Lebih lanjut, ia mengatakan tekanan darah rendah tidak ada hubungannya dengan hemoglobin. “Tidak ada izin untuk tekanan darah kalau itu hemoglobin,” ujarnya.
Editor : Mahesa Apriandi