iNewsBanten - Indonesia tengah bersiap menyambut era baru energi bersih. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menjadi bukti komitmen pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim melalui inisiatif energi bersih.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo meresmikan PLTS terapung berkapasitas puncak 192 Megawatt pada Kamis (9/11/2023) di waduk yang dibangun pada tahun 1984 tersebut. Pembangkit listrik ramah lingkungan ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dan ketiga terbesar di dunia.
"Mimpi kami untuk membangun energi terbarukan berskala besar akhirnya terwujud. Kita telah berhasil membangun salah satu pembangkit listrik terapung terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia," kata Presiden dalam sambutannya.
Kolaborasi dengan Uni Emirat Arab
Berkolaborasi dengan Uni Emirat Arab, PLTS Cirata merupakan hasil kerjasama antara Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan perusahaan energi asal UEA, Masdar. Nilai investasinya mencapai $145 juta USD atau Rp2,17 triliun, jumlah yang cukup besar untuk proyek pembangkit listrik dengan skala sebesar ini.
Dengan luas 200 hektar, PLTS ini terdiri dari 14 pulau modular dengan total 340.000 panel fotovoltaik. PLTS ini mampu menghasilkan 245 juta kilowatt-jam (kHw) per tahun, cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik 50.000 rumah tangga.
Energi yang dihasilkan oleh PLTS Cirata akan langsung diintegrasikan ke dalam sistem kelistrikan Jawa, Madura, dan Bali melalui Gardu Induk Cirata. Keunggulan unik PLTS Cirata terletak pada koneksinya dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata yang berkapasitas 1.008 megawatt (MW).
Tiga Tahun Pembangunan
Direktur Utama PLN Dermawan Prasodjo menyatakan bahwa pembangunan proyek PLTS Cirata selama tiga tahun ini melibatkan 1.400 tenaga kerja yang berasal dari tiga kabupaten yakni, Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. Para pekerja ini menjalani pelatihan selama tiga bulan untuk mengadopsi teknologi yang digunakan dalam proyek ini.
Mengikuti arahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, PLN ditugaskan untuk membangun pembangkit listrik pintar, transmisi pintar, distribusi pintar, dan sistem kontrol pintar, termasuk adopsi teknologi smart grid.
Sistem ini mengintegrasikan teknologi panel surya dengan kecerdasan buatan dan jaringan listrik pintar. Tujuannya adalah untuk menghasilkan, mendistribusikan, dan mengelola energi surya dengan cara yang lebih cerdas dan efisien.
Era Baru Energi Terbarukan
Proyek PLTS Cirata berkontribusi pada diversifikasi sumber energi terbarukan, sebuah upaya global untuk mengurangi emisi dalam mempercepat transisi menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Selain untuk keperluan rumah tangga, PLTS Cirata juga akan menjadi sumber energi alternatif bagi berbagai sektor, termasuk industri, menjawab tingginya kebutuhan energi hijau di sektor industri.
Presiden Jokowi menyampaikan harapannya untuk meningkatkan fokus pada proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia, yang mencakup energi surya, tenaga air, panas bumi, dan angin. Beliau juga menekankan pentingnya implementasi yang konsisten untuk masa depan yang berkelanjutan.
"Kami berharap lebih banyak lagi energi baru terbarukan (EBT) yang akan dibangun di negara kita, Indonesia, termasuk tenaga surya, tenaga air, panas bumi, dan energi angin. Saya percaya bahwa jika kita terus mengimplementasikannya secara konsisten, ini akan memberikan dampak yang sangat bermanfaat," katanya.
Editor : Mahesa Apriandi