TANGERANG, iNewsBanten - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menggelar aksi terkait represifitas aparat yang telah dilakukan pihak kepolisan Kota Tangerang terhadap mahasiswa pada tanggal 16 Agustus 2024 kemarin.
Aksi ini digelar sebagai upaya mahasiswa mendesak Kapolres Kota Tangerang untuk dapat mengklarifikasi kejadian tersebut. Titik aksi pada hari ini digelar di depan Kantor Kepolisian Resor Metropolitan Kota Tangerang, Selasa, 20 Agustus 2024.
Hal ini disampaikan Presiden Mahasiswa (Presma) UMT Muhammad Asrul Haruna mengatakan represiftas aparat yang terjadi sebelumnya merupakan gerakan operasi pusat untuk menjegal mahasiswa aksi menuju ke Gedung DPR RI.
"Pihak kepolisian menghalangi kami, dipukuli dan disabotase mobil komando (mokom) kami," kata Asrul ketika diwawancarai.
Asrul juga melanjutkan tadi sempat terjadi kericuhan antara mahasiswa dan aparat yang menyebabkan adanya korban dari pihak mahasiswa. Menurutnya, Kapolres harus bertanggung jawab dan menemui massa aksi untuk segera meminta maaf.
"Jika hari ini Kapolres Kota Tangerang tidak menemui kami, akan dipastikan ada gerakan jilid dua dengan massa yang lebih tebal," lanjut Asrul.
Di waktu yang sama, BEM UMT juga mendorong gerakan perempuan bicara yang juga menuntut agar pihak kepolisian tidak memandang perempuan sebagai makhluk yang tidak memiliki pengaruh.
Revina Kusuma Anggraeni aktivis perempuan dalam orasinya menerangkan bahwa pihak kepolisian tidak ingin disalahkan atas sikap represifitasnya. Ia juga mengatakan terjadi perilaku diskriminasi terhadap perempuan pada aksi yang digelar tadi.
"Tugas bapak mengayomi, bukan menghakimi apalagi mendiskrimisi perempuan," ujar Revina.
Revina melayangkan protes bahwa perempuan bukan makhluk lemah, yang dapat dibedakan dengan manusia lainnya.
"Kami (perempuan) juga bisa melawan, kami juga membawa suara rakyat, suara bapak ibu kami," tutup Revina ketika orasi di depan gerbang Polres Kota Tangerang.
Sementara itu, Kapolres Metropolitan Kota Tangerang sampai akhir aksi tidak keluar dari kantornya untuk menemui mahasiswa.
Selanjutnya, mahasiswa melakukan pernyataan sikap dan menyampaikan seruan akan turun kembali pada aksi jilid dua di hari Kamis, 22 Agustus 2024.
Editor : Mahesa Apriandi