SERANG, iNewsBanten- PT DesktopIP Teknologi Indonesia (DesktopIP), perusahaan teknologi terdepan Indonesia meluncurkan platform Maritime Digital Infrastructure (MDI) dalam upaya mendorong transformasi digital nasional khususnya industri maritim.
Kegiatan tersebut dihadiri Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) 2.Phidi Soepangkat, CEO desktopIP3.Mochammad Abdurachman N, Direktur PT Maju Maritim Indonesia (MMI), Danlanal Banten, serta Musvika kecamatan Puloampel. Senin 30, 9/2024)
Dalam Pengembangan platform infrastruktur digital maritim ini merupakan hasil kerjasama strategis DesktopIP dengan perusahaan galangan kapal nasional PT Maju Maritim Indonesia (MMI) untuk mewujudkan visi tanah air mencapai Industri 4.0 yang berdaulat dan mendorong Indonesia menjadi episentrum maritim dunia.Peluncuran platform MDI diresmikan langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko beserta Chief Executive Officer DesktopIP, Phidi Soepangkat dan Direktur PT Maju Maritim Indonesia, Dhany di galangan kapal PT MMI,
Dalam kesempatan tersebut, Kepala KSP Moeldoko menuturkan, “Saya sangat mengapresiasi kerjasama DesktopIP dan MMI dan ini bisa menjadi langkah awal untuk transformasi di industri maritim”.Moeldoko memaparkan terkait pentingnya penguatan teknologi tanah air untuk mencapai kedaulatan digital.
“Kita tidak sekedar punya teknologi digital, tapi kita harus punya kedaulatan digital. Artinya R&D harus diperkuat sehingga punya produk sendiri. Kebanyakan dari kita tidak paham dengan apa itu data storage, yang penting barangnya ada di rumah kita seolah barang di depan mata kita aman, namun aman itu hanya secara fisik. Tetapi datanya bisa tidak aman. Lebih baik, instrumennya ada di luar tetapi datanya ada di kita. Ini membangun mesin cloudnya, itu yang jauh lebih penting,” ungkap Moeldoko.
Oleh karena itu, Moeldoko mengungkapkan apresiasinya terhadap DesktopIP dan MMI karena berhasil mengembangkan MDI yang merupakan infrastruktur digital dalam negeri. Moeldoko kemudian mengingatkan pentingnya menjadi pemain di negara sendiri untuk mencapai kedaulatan digital dan mengoptimalkan potensi tanah air, “Kita harus beralih dari captive market menjadi competitive.
Kita harus memiliki keinginan memiliki global player, jangan jadi pemain tanah abang terus, tapi kita harus punya semangat yang kuat untuk jadi global player.”Berdasarkan data yang dirilis oleh Grand View Research, Inc., nilai pangsa pasar sektor galangan kapal digital global menyentuh angka fantastis, menembus USD2,67 miliar atau sekitar Rp40,5 triliun pada tahun 2022. Nilai ini diproyeksikan akan terus tumbuh dengan CAGR sebesar 19,1% dari tahun 2023 hingga 2030. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan ¾ wilayah berupa lautan, kondisi geografis ini sangat menguntungkan Indonesia.Meskipun demikian, digitalisasi sektor galangan kapal masih menghadapi berbagai tantangan.
Direktur PT Maju Maritim Indonesia, Dhany menjelaskan bahwa pelaku industri dihadapkan dengan berbagai kendala seperti risiko gangguan saat integrasi teknologi, belum meratanya infrastruktur digital, nilai investasi tinggi, serta kurangnya pengembangan skill membuat pemanfaatan potensi digitalisasi industri ini belum maksimal.
Sementara itu, galangan kapal dinilai sebagai salah satu penyokong industri maritim mengingat perannya yang menyeluruh di industri ini, dimulai dari pembuatan kapal, perbaikan, hingga pemeliharaan kapal. Peran ini juga menjadikan industri galangan kapal sebagai salah satu roda pendorong terwujudnya konsep Tol Laut yang dicetuskan oleh Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo. Oleh karena itu, upaya meningkatkan transformasi digital di industri galangan kapal perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi geografis nasional.
Direktur PT MMI Dhany mengungkapkan, “Platform digital memiliki peran sentral dalam memodernisasi ekosistem maritim yang lebih berkelanjutan. Di PT Maju Maritim Indonesia, kami melihat digitalisasi sebagai fondasi untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi dampak lingkungan, dan memperkuat daya saing nasional di sektor maritim”
Editor : Mahesa Apriandi