Eks Polisi di Serang Dihukum 11 Tahun Bui Gegara Selundupkan Narkoba di Lapas

SERANG, iNewsBanten - Terdakwa penyelundupan 23 paket narkoba jenis sabu ke Lapas Kelas IIA Serang sekaligus terpidana kasus penggelapan yakni Erik Kawanto (52) mantan Kanit Intel Polsek Cipocok Jaya, dituntut 11 tahun penjara.
Selain dia, juga bersama tiga rekannya yaitu Basuki (36), Rudi Afendi (38) dan Iyang Mufadilah akhirnya dituntut.
“Menuntut supaya majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara masing-masing selama 11 tahun,” ujar JPU Kejari Serang, Youliana Ayu Rospita di Pengadilan Negeri (PN) Serang, Kamis (20/2/2025).
Joni dan kawan-kawan juga dituntut membayar pidana denda sebesar Rp1 miliar subsider 3 bulan penjara. Selain tuntutan pidana penjara tersebut, mereka dinilai jaksa terbukti melanggar Pasal 114 ayat 1 jo Pasal 132 ayat 1 Undang-Undang Narkotika.
Mengenai pertimbangan keadaan yang meringankan, jaksa menilai mereka bersikap sopan selama persidangan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Sedangkan keadaan yang memberatkan yaitu para terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan peredaran narkotika, lalu mereka juga merupakan narapidana yang sedang dihukum saat tersandung kasus ini.
“Para terdakwa juga pernah dihukum,” kata Ayu.
Dalam sidang pembacaan dakwaan pada 10 Desember 2024 lalu. Diketahui sebelumnya Ayu mengatakan penyelundupan itu bermula pada bulan Mei 2024 ketika Basuki menyambangi Rudi di kamar lapasnya untuk menanyakan apakah dirinya bisa memasukan narkoba jenis sabu ke dalam lapas.
Karena Rudi tidak tahu, Basuki lalu menemui Joni yang merupakan bekas Polisi dan menanyakan hal serupa serta janji uang Rp3 juta kalau Joni bisa memasukan sabu ke dalam lapas.
“Joni Erik Kawanto (terdakwa, red) menyanggupi untuk memasukan narkotika jenis sabu ke dalam Lapas kelas IIA Serang sesuai permintaan terdakwa Basuki,” ucap Ayum
Joni menyanggupi, Rudi kemudian menemui Iyang untuk menanyakan apakah dirinya kenal dengan seorang pengedar sabu. Iyang lalu bersedia dengan memberi peringatan kalau terjadi sesuatu dirinya tidak mau dibawa-bawa.
Iyang kemudian menelepon seorang bernama Pacik Mudzakir (DPO) dari dalam lapas dan bertanya apakah dirinya masih mempunyai stok narkoba jenis sabu.
“Iyang lalu meminta kepada Pacik Mudzakir untuk diturunkan narkotika jenis sabu, kemudian Pacik meminta Iyang untuk memerintah orang mengambil narkotika jenis sabu tersebut,” paparnya.
Iyang lalu menghubungi orang suruhannya dan memberitahu lokasi pengambilan sabu tersebut. Orang suruhan itu disuruh juga untuk membagi sabu menjadi 23 bungkus yang nantinya akan dimasukan ke dalam lapas.
Setelah itu para terdakwa mencari orang yang bisa memasukan sabu tersebut ke dalam lapas. Joni kemudian menghubungi teman Polisinya bernama Willy Sulistyo pada 10 Mei 2024 dan menanyakan apakah dirinya bisa menjenguk dirinya.
Willy lalu mengatakan dirinya ada piket di Polsek Cipocok Jaya, tapi jika tidak ada kegiatan dirinya akan datang menjenguk Joni. Malamnya, sekira pukul 19.00 WIB, orang suruhan terdakwa Basuki menyimpan narkoba tersebut di warung madura Seberang Polsek Cipocok Jaya.
Keesokannya, sekitar Pukul 09.00 WIB, Basuki memberitahu Joni bahwa narkoba tersebut sudah berada di dalam bungkusan plastik makanan yang disimpan oleh orang suruhannya di warung madura. Joni lalu meminta Willy agar mengambil bungkus makanan tersebut dan membawanya saat menjenguk dirinya.
“Saksi Willy Sulistyo lalu memberitahukan kepada terdakwa Joni Erik Kawanto bahwa dirinya sudah mengambil bungkusan plastik yang berisi makanan tersebut,” tambahnya.
Pukul 16.30 WIB, Willy kemudian sampai di Lapas untuk menjenguk Joni. Mereka lalu mengobrol dan Willy memberikan pesanan yang diminta oleh Joni.
Baca Juga : MK Pastikan Uji Materi UU Pemilu Tidak Batalkan Putusan MA Terkait Caleg Eks Koruptor
Saat sore menjelang malam, Joni dibawa ke ruang staff KPLP oleh penjaga lapas bernama Tommy Fauzi. Di ruang itu Joni sudah ditunggu oleh tiga anggota Polisi satuan narkoba Polresta Serang. Mereka mendapatkan informasi Joni menyelundupkan narkoba dari Willy Sulistyo.
Para terdakwa lainnya juga kemudian satu per satu diinterogasi di ruang staff KPLP. Mereka kemudian mengaku. Polisi kemudian juga menyita sabu sebanyak 23 bungkus dan handphone yang digunakan para terdakwa untuk transaksi sabu.
Editor : Mahesa Apriandi