Pencegahan DBD di SMAN 3 Cilegon, Dinkes Gelar Gerakan Aksi Bergizi tentang Germas dan PHBS
"Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pola makan merupakan perilaku penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi," jelas drg Rully.
"Di Indonesia masalah gizi pada anak usia sekolah terjadi karena kurangnya zat gizi tingkat berat, hal ini disebabkan rendahnya konsumsi energi (karbohidrat, protein dan lemak) dalam makanan sehari-hari dan atau disertai dengan penyakit infeksi sehingga tidak terpenuhinya angka kecukupan gizi (AKG). Disamping itu kegiatan aksi bergizi ini adalah salah satu rangkaian upaya pencegahan stunting.Dengan memberi pengetahuan pada pelajar cara pencegahan stunting dan mempersiapkan kondisi remaja putri sebagai calon ibu dimasa datang dg kualitas kesehatan yang memadai sehingga diharapkan dapat diperoleh generasi akan datang yang berkualitas juga. Selain itu kegiatan aksi bergizi ini juga utk pencegahan PTM (Penyakit Tidak Menular) melalui kemampuan para siswa utk memilih & memilah makanan sehari hari maupun jajanan yg dikonsumsi agar tdk menimbulkan resiko terjangkit PTM .Hal tsb disebabkan kasus PTM sudah menyerang kelompok usia produktif termasuk kelompok usia pelajar," sambungnya, memaparkan.
drg Rully juga menjelaskan giizi seimbang yang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi seimbang bagi anak sekolah dipenuhi setiap hari dengan makanan yang beraneka ragam.
"Konsumsi makanan dengan pola gizi seimbang harus memperhatikan empat prinsip dasar, yaitu : mengkonsumsi aneka ragam makanan, melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), melakukan aktivitas fisik dan memonitor berat badan ideal," jelasnya.
Editor : Mahesa Apriandi