SEMMI Tangerang Klarifikasi Aksi 100 Hari, Sebut Pemkot Ciptakan Narasi Menyesatkan dan Anti Kritik
Aditya juga mengkritisi pola pendekatan Pemerintah Kota yang dianggap lebih fokus pada aspek formalitas dan pencitraan ketimbang merespons substansi tuntutan. Ia menyebut, segala bentuk “jamuan kehormatan” yang disiapkan oleh Pemkot adalah pengaburan terhadap nilai-nilai perjuangan mahasiswa.
“Kami tidak datang untuk dijamu, kami datang membawa aspirasi. Ketika gerakan disambut dengan jamuan, itu pertanda bahwa pemerintah gagal memahami esensi demokrasi,” tegasnya.
Dalam aksi tersebut, SEMMI mengangkat sejumlah isu terkait transparansi anggaran, tumpang tindih program prioritas, serta lemahnya realisasi janji politik selama 100 hari kepemimpinan Sachrudin–Maryono.
Ketua Umum SEMMI Tangerang, Indri Damayanthi, menilai respons Pemkot Tangerang sangat mencederai nilai-nilai demokrasi. Ia menegaskan bahwa labelisasi “pembuka aib” terhadap aksi mahasiswa justru memperjelas bahwa kritik yang disampaikan selama ini memang menyasar persoalan nyata.
“Ketika pemerintah menyebut aksi kami membuka aib, itu artinya mereka menyadari ada kebobrokan yang kami sorot. Justru dengan itu, publik harus semakin sadar bahwa kerja Pemkot belum menyentuh akar persoalan,” ungkap Indri.
Editor : Mahesa Apriandi