SEMMI Tangerang Klarifikasi Aksi 100 Hari, Sebut Pemkot Ciptakan Narasi Menyesatkan dan Anti Kritik
Indri menyoroti pula bahwa narasi keberhasilan 100 hari yang dikampanyekan pemerintah sejatinya hanya berisi pencitraan kosong. Ia menantang Pemkot untuk membuka data capaian kinerja secara detail dan terbuka kepada masyarakat.
“Kami tidak ingin masyarakat dibuai dengan laporan manis. Capaian 100 hari itu kebanyakan proyek seremonial yang tak menjawab kebutuhan rakyat. Bahkan, beberapa di antaranya kami nilai mengandung pemborosan anggaran,” kata Indri.
SEMMI menegaskan bahwa aksi mereka bukan sekadar simbol protes, melainkan bagian dari gerakan kontrol sosial untuk memastikan pemerintah tidak melenceng dari prinsip akuntabilitas publik.
“Kami bukan musuh pemerintah. Tapi kami akan selalu berdiri sebagai penjaga nurani publik. Jika kritik dianggap sebagai permusuhan, itu berarti demokrasi sedang mundur,” tutup Indri.
Dalam pernyataan akhirnya, SEMMI Cabang Tangerang meminta agar seluruh pihak, termasuk Pemkot Tangerang, tidak mengalihkan isu kepada hal-hal yang tidak relevan dengan tuntutan. Mereka juga menyerukan pentingnya keterbukaan data dan keberanian pemimpin untuk berdialog langsung dengan rakyat sebagai cerminan tanggung jawab kepemimpinan.
Editor : Mahesa Apriandi