Suralaya Tak Pernah Merdeka, Warga Hanya Jadi Penonton di Tengah Megaproyek IRT
CILEGON, iNewsBanten-Di tengah gegap gempita industri pembangkit listrik milik Indo Raya Tenaga (IRT) Unit 9–10 Suralaya, terselip cerita getir dari warga lokal yang merasa belum menikmati kemerdekaan di tanah sendiri. Alih-alih merasakan manfaat pembangunan, warga mengaku hanya mendapat dampak berupa polusi, kebisingan, dan debu, sementara peluang kerja justru lebih banyak dinikmati pendatang.
“Kalau dibilang adil, itu sangat-sangat tidak adil. Katanya merdeka, tapi kami belum merdeka. Kita punya ladang, tapi yang menikmati justru orang luar. Kita hanya jadi penonton,” keluh Iqbal, warga RT 03 RW 03 Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak , saat ditemui iNews Banten, Selasa (19/8/2025).
Menurut dia, Meski banyak warga Suralaya sudah menempuh pendidikan yang layak, kesempatan kerja tetap terasa jauh. Proses rekrutmen yang dibuka perusahaan disebut hanya sebatas formalitas.
"Bisa ikut tes saja sudah syukur. Tapi hasilnya? Yang diterima orang luar. Tes hanya dijadikan ajang untuk menutupi fakta bahwa yang masuk adalah titipan. Kami hanya dijadikan bahan pembelajaran, setelah itu diabaikan,” ujar Iqbal.
Editor : Mahesa Apriandi