5 Fakta Kasus Pemerkosaan di Yayasan Subang, Nomor 3 Bikin Nyesek

Agung Bakti Sarasa
Terdakwa pemerkosaan dibebaskan membuat marah publik dan korban. (Foto: Ilustrasi/Ist)

SUBANG, iNewsBanten - Kasus pemerkosaan yang terjadi di salah satu yayasan di Kabupaten Subang sangat memilukan terutama bagi korban. Apalagi korban merupakan gadis yang masih di bawah umur. Berikut fakta-fakta yang terjadi dalam kasus itu

1. Tepergok Ayah Korban

Terduga pelaku diketahui merupakan pegawai dari salah satu yayasan di Subang. Pada saat kejadian, ayah korban yang merupakan petugas kebersihan di yayasan itu memergoki anaknya sedang diperkosa.

"Saat itu, korban yang masih berusia 15 tahun diduga disetubuhi pelaku berinisial N di sekitar yayasan. Aksi itu dipergoki langsung oleh ayah korban bernama Junaedi yang bekerja sebagai petugas kebersihan di yayasan itu," kata Anom Joemaidi, kuasa hukum Junaedi dalam keterangannya, Rabu (20/7/2022). 

2. Manipulasi Data

Peristiwa itu memang sudah cukup lama terjadi, tepatnya pada 2011 lalu. Namun, korban yang juga bekerja sebagai penjaga kantin di yayasan itu tak kunjung mendapatkan keadilan. Bahkan, kasus yang dialami korban malah dihentikan pihak kepolisian diduga akibat manipulasi data yang dilakukan pelaku dan sejumlah pengurus yayasan. 

"Sejak peristiwa itu terjadi, ayah korban dan keluarga terus menuntut keadilan, baik kepada pelaku, termasuk pihak yayasan. Namun, hingga kini tak kunjung menemukan kejelasan," kata Anom. 

3. Kompensasi untuk Akad Nikah

Selama dua tahun, tak ada kejelasan yang diperoleh Junaedi terkait kasus yang menimpa anaknya hingga akhirnya melaporkan peristiwa dugaan perkosaan itu kepada polisi 2013 lalu. 

"Ketika kasus itu dalam proses penyelidikan, pihak pengurus yayasan tiba-tiba mengajak bertemu Junaedi dan memberikan uang senilai Rp430.000 untuk mengurus nota akad (pernikahan anaknya dan pelaku)," ujar Anom.

4. Somasi

Surat peringatan dilayangkan kepada pihak yayasan karena pihak keluarga korban sudah membuka pintu damai dengan pelaku, namun sejumlah pengurus yayasan diduga menutupi kasus itu. Pihak keluarga korban hanya meminta para terduga pelaku menunjukkan iktikad baiknya.

"Somasi kami sudah dua kali kirim, tapi tidak mendapat perhatian serius atau tidak digubris," kata Anom. 

 

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network