JAKARTA, iNewsBanten - Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) KH Ma’ruf Amin berserta istri, Wury Estu Handayani, tampil serasi memakai baju adat dari Provinsi Banten di Upacara HUT Kemerdekaan Ke-77 RI.
KH Ma’ruf Amin tampak gagah mengenakan Iket Lomar bermotif Tapak Kebo, baju dalam putih berkerah tinggi, serta jas hitam bermotif daun hanjuang emas. Penampilan itu lalu dilengkapi dengan kain samping bermotif serupa iket, serta celana dan sepatu hitam.
Kemudian, sang istri, Wury, juga tampak anggun mengenakan kebaya putih dipadu kerudung hitam berbalut putih. Tidak lupa, dia juga melengkapi penampilannya dengan selendang dan bawahan hitam bermotif batik emas.
Rupanya, ada makna filosofis di balik pakaian adat Banten yang dikenakan KH Ma’ruf Amin ini, lho! Apa saja sih? Berikut informasinya, dirangkum dari siaran pers, Rabu (17/6/2022).
Mengutip dari website resmi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, pakaian adat Banten lengkap yang dikenakan Wapres memiliki arti pada setiap bagiannya.
Iket Lomar
Pertama, Iket Lomar dengan motif tapak kebo atau garuda yaksa berwarna emas yang diambil dari suku Baduy. Motif tapak kebo atau garuda yaksa ini melambangkan kegigihan dalam bekerja. Kemudian, warna emas itu melambangkan kedalaman hati, budi pekerti dan kecemerlangan pikiran dalam menatap masa depan.
Selain itu, warna emas juga menjadi lambang kemewahan, kekayaan, kesetiaan, serta merujuk pada makna kemakmuran, kesehatan, dan kegembiraan masyarakat Banten.
Baju Dalam
Kedua, Baju Dalam berwarna putih dengan kerah tinggi, seperti baju Koko. Pakaian ini melambangkan religiusitas dan kebhinekaan masyarakat Banten. Warna putihnya sendiri melambangkan kesucian, keikhlasan, kebersihan, dan ketepatan. Sementara kancing bulat pada baju ini melambangkan kebulatan tekad dalam berkarya melaksanakan tugas dan kewajiban.
Jas Hitam
Ketiga, jas hitam bermotif Daun Hanjuang atau cordyline fruticosa berwarna emas. Ini melambangkan ketangguhan masyarakat Banten dalam bertahan hidup. Warna hitam pada jas ini melambangkan kekuatan, keanggunan, keteguhan, kecanggihan dan ketenangan masyarakat.
Sementara itu, Daun Hanjuang melambangkan perjuangan. Sebab, tanaman monokotil ini dapat hidup di mana saja dan sering dipakai sebagai tanaman pembatas atau tanaman pelindung, baik di perkebunan, ladang, atau sawah penduduk.
Kain Samping
Keempat, Samping atau kain pinggang dengan motif serupa dengan iket. Ini melambangkan kondisi Banten yang gemah ripah loh jinawi. Kain ini juga melambangkan masyarakat Banten yang mampu mengencangkan perut atau hidup dalam kesederhanaan.
Celana Hitam
Terakhir, Celana Hitam Polos yang dirangkap dengan kain. Ini melambangkan keserumpunan Banten dengan bangsa Melayu.
Itulah makna filosofi di balik pakaian adat Banten yang dipakai Wapres RI KH Ma’ruf Amin.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait