INDRAMAYU, iNewsBanten - Pemberitaan telah diramaikan dengan kabar bocah bernama M Zulzalaly Walikhrom, asal Kelurahan Lemahabang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang tak sengaja menelan anak kunci gembok pintu rumahnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, kunci itu bersarang di dalam perutnya hingga menimbulkan gejala panas dingin pada tubuhnya.
Ibu korban, Nina Listiana (40) menceritakan, kejadian itu bermula pada hari Jumat 16 September 2022 lalu, sekira pukul 22.00 WIB. Saat itu bocah berusia 8 tahun ini tengah bermain di rumahnya bersama kakak kandungnya. Sembari tiduran, ia memainkan ponsel sambil memainkan anak kunci.
Nina telah menyuruh M Zulzalaly yang merupakan anak ketiganya dari tiga bersaudara itu agar berhenti bermain ponsel dan tidur. Dalam kondisi mengantuk, M Zulzalaly tetap memainkan kunci sambil menggigitnya.
Lalu, lanjut Nina, tanpa sengaja kunci itu pun tertelan dan sempat menyangkut di tenggorokan bocah malang tersebut selama beberapa saat, hingga menimbulkan bekas biru di bagian kulit luar tenggorokannya itu. Pada akhirnya, kunci itu pun bersarang dalam perutnya sampai saat ini.
"Tertelannya sudah enam hari, dari Jumat kemarin. Posisi kunci saat ini masih berada di dalam perut anak saya. Itu kunci adalah kunci gembok rumah saya, lagi diemut dalam mulut tanpa sengaja kuncinya ketelan," ujar dia.
Mengetahui kejadian yang dialami anaknya itu, Nina pun panik dan mencoba membawanya ke klinik terdekat. Namun, pihak klinik menolak karena tidak memiliki alat yang memadai, dan menyarankan agar dibawa ke rumah sakit.
Nina pun akhirnya membawa M Zulzalaly ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu, berharap anaknya itu dapat segera ditolong. Namun lagi-lagi, pihak RSUD Indramayu pun tidak dapat memberikan pertolongan dengan alasan tidak adanya dokter spesialis bedah yang dapat mengeluarkan kunci dalam perut anaknya itu.
"Di sana (RSUD Indramayu) hanya dikasih infus aja. Terus di rujuk ke rumah sakit Gunung Jati Cirebon," ucap dia.
Namun, disampaikan Nina, karena keterbatasan biaya, ia pun hingga saat ini belum dapat membawa anaknya itu ke RS Gunung Jati Cirebon, dan kunci itupun masih bersarang di dalam perut bocah yatim tersebut.
"Saya tidak ada biaya untuk membawa anak saya ke Rumah Sakit Gunung Jati. Saya harus gimana, saya pengen memberikan anak saya yang terbaik tetapi tidak bisa. Sedangkan di sini saya sendirian, suami saya sudah meninggal sekitar 8 tahun lalu, semenjak anak saya berusia 7 bulan," ungkap dia.
"Kerjaan saya hanya seorang buruh cuci yang berpenghasilan Rp30.000 per-hari, itupun tidak menentu. Buat biaya makan pun kadang masih kurang," sambungnya.
Sebagai seorang ibu, Nina hanya bisa pasrah atas nasib yang menimpa anaknya itu, lantaran tak sanggup untuk biaya operasi yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.
Bahkan, Ia mengaku, untuk memeriksa kondisi anaknya saja dia dapet mengutang dari tetangga.
"Selama ini saya memeriksa kondisi anak saya ke rumah sakit pakai biaya umum, karena kami tidak mempunyai BPJS maupun KIS dari pemerintah," tutur dia.
Nina berharap ada uluran tangan dari pemerintah dan dermawan untuk membiayai operasi M Zulzalaly, agar bisa kembali sehat.
"Saya harap ada yang mau membantu mengeluarkan kunci yang bersarang di dalam perut anak saya, agar anak saya bisa sembuh dan dapat sekolah lagi," harap dia.
Sementara, Direktur RSUD Indramayu, dr Deden Bonni Koswara membenarkan atas adanya kasus anak menelan kunci. Ia mengatakan, pihak rumah sakit sendiri sudah berupaya mengangkat kunci di bagian organ tubuh pada bagian perut. Namun karena terbatas alat dan dokter spesialis, pihak rumah sakit menyarankan di rujuk ke Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon.
"Memang betul pada Jumat lalu ada pasien anak yang menelan anak kunci. Berdasarkan hasil pemeriksaan kondisinya baik. Untuk penanganan perlu dilakukan tindakan bedah anak dan harus dirujuk ke Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon," ujar dia.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait