JAKARTA, iNewsBanten - Memang menurunkan berat badan adalah tentang mengurangi asupan kalori dan membakar lemak lebih banyak dengan melakukan berbagai jenis aktivitas fisik. Menciptakan defisit kalori penting untuk menurunkan berat badan, tetapi apakah kita boleh melewatkan makan malam?
Ada banyak cara untuk menurut berat badan. Anda bisa melakukan aktivitas fisik hingga mengonsumsi makanan rendah kalori.
Dikatakan, seseorang harus makan lebih banyak kalori di awal hari dan membatasinya di sore hari. Ini tidak berarti Anda dapat sepenuhnya melewatkan makan malam dengan harapan hal itu akan membantu mengurangi berat badan.
Temuan studi 2021 yang diterbitkan dalam Journal Nutrients seperti dilansir Times of India mengungkapkan, orang yang melewatkan makan malam secara teratur mengalami peningkatan berat badan dibandingkan dengan mereka yang makan di malam hari.
Anda akan terkejut mengetahui, tidur dengan perut kosong meningkatkan persentase berat badan para relawan sebesar 10 persen selama periode studi enam tahun. Kelompok orang ini lebih mungkin mengalami obesitas dan kelebihan berat badan. Hasilnya serupa pada kasus pria dan wanita.
Studi tersebut mengungkapkan, orang yang melewatkan makan malam biasanya mengunyah banyak makanan tidak sehat di malam hari. Akibatnya, mereka merasa kenyang di malam hari dan melewatkan waktu makan.
Mengunyah makanan berlemak, sarat karbohidrat, dan bergula tidak hanya buruk untuk penurunan berat badan, tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lain.
Makanan sehat dan terencana di malam hari jauh lebih baik daripada memakan junk food sepanjang hari. Mereka yang makan malam sambil duduk biasanya mengonsumsi makanan yang lebih sehat.
Penelitian menunjukkan, melewatkan makan malam itu buruk, sementara menurut orang lain mungkin membantu menurunkan berat badan. Pandangan tentang masalah ini cukup kontradiktif.
Menurut penelitian lain yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition pada 2017, orang yang makan dua kali sehari dan tetap berpuasa selama berjam-jam, dapat menurunkan BMI (Indeks Massa Tubuh) mereka secara signifikan selama setahun.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait