Hal itu membuatnya bertambah kaya dan menjadi salah satu pendatang baru dalam daftar ini. Selain pemilik saham minoritas di BYAN, Dewi Kam juga memiliki kepentingan dalam pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik.
2. Arini Subianto
Arini Subianto berada di peringkat 28 orang terkaya di Indonesia tahun ini, dengan kekayaan mencapai 1,5 miliar dolar AS atau Rp23,4 triliun. Pengusaha 51 tahun ini naik peringkat dari posisi ke-44 pada tahun lalu.
Arini merupakan putri sulung konglomerat Indonesia, Benny Subianto. Ketika sang ayah meninggal dunia pada Januari 2017, dia mengambil alih kendali kerajaan bisnis ayahnya yang bernilai jutaan dolar AS.
Arini merupakan Direktur Utama perusahaan induk keluarga, Persada Capital Investama. Dia mengawasi investasi Persada di produk pengolahan kayu dan kelapa sawit hingga pengolahan karet dan batu bara. Portofolio Persada, termasuk saham minoritas di raksasa batu bara Adaro Energy. Dia juga berinvestasi di startup teknologi melalui perusahaannya sejak 2017 lalu.
3. Ghan Djoe Hiang
Ghan Djoe Hiang juga pendatang baru dalam daftar ini. Dengan kekayaan sebesar 1,07 miliar dolar AS atau Rp16,7 triliun, dia berada di peringkat 41.
Perempuan 79 tahun ini adalah istri mendiang taipan Indonesia Athanasius Tossin Suharya, pendiri grup Baramulti yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batu bara. Suharya meninggal pada 2020 di usia 77 tahun.
Suharya memulai grup pada 1971 dengan mendirikan PT Ensicon Indonesia, kontraktor umum, dan melakukan diversifikasi ke perdagangan batu bara pada 1988. Baramulti Group saat ini memiliki 11 konsesi batu bara di Kalimantan dan Sumatera, Indonesia.
4. Marina Budiman
Peringkat Marina Budiman tahun ini merosot ke-44 dari tahun lalu di posisi 30. Adapun kekayaannya juga turun menjadi 1,03 miliar dolar AS atau Rp16,05 triliun dari tahun lalu Rp1,3 miliar dolar AS.
Marina Budiman adalah salah satu pendiri dan presiden komisaris perusahaan pusat data DCI Indonesia. Dia mendirikan DCI pada 2011 bersama Otto Toto Sugiri.
Perempuan 61 tahun ini sebelumnya bekerja dengan Otto Toto Sugiri di Bank Bali pada 1985 dan bergabung dengan Sigma Cipta Caraka pada 1989. Dia ikut mendirikan Indonet, penyedia layanan internet pertama di Indonesia pada 1994.
Artikel ini pernah tayang di iNews id.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait